Ganti Judul dan ALt sendiri

Darurat Kekerasan terhadap Anak, Wujudkan Rumah Ramah Anak!


Hallo, Happymoms!

Jika menyimak pemberitaan di berbagai media, semakin banyak kasus kekerasan terhadap anak. Miris sekali ya, Moms. Makin menyesakkan dada karena ternyata pelaku adalah orang terdekat anak, masih keluarga sendiri. Ya Allah, Ya Rabb. Membayangkan bagaimana perasaan si anak harus menerima kenyataan bahwa orang yang seharusnya menjadi penjaga dan pelindungnya justru tega melakukan kekerasan. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman justru membuatnya merasa terancam. Kondisi ini sudah bisa dikatakan sebagai kondisi darurat, ya, Moms. Yuk, simak 5 cara mewujudkan rumah ramah anak berikut ini.

Wujudkan rumah ramah anak 

Darurat Kekerasan terhadap Anak

Masih hangat dalam ingatan kasus seorang ibu yang tega menganiaya anak kandung hingga tewas. Aksi tersebut dibantu oleh Kakek dan pamannya. Atau kasus bapak yang tega menggauli anaknya, dengan alasan istrinya sibuk bekerja. Kasus kekerasan terhadap anak semakin tinggi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 saja, tercatat hampir 12.000 kasus. 

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 2022 pasal 4 disebutkan bahwa anak-anak juga mempunyai hak untuk dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Dari sini sangat jelas bahwa segala bentuk kekerasan terhadap anak melanggar undang-undang. Setiap anak mempunyai hak untuk hidup dengan layak, aman, nyaman dan jauh dari kekerasan.

Bentuk Kekerasan terhadap Anak

Ternyata kekerasan terhadap anak seringkali terjadi di sekitar kita, bisa jadi kita pernah melakukannya terhadap anak-anak tanpa kita sadari. Meski kita tidak bermaksud untuk menyakiti anak-anak, apa yang kita lakukan bisa jadi adalah bentuk kekerasan terhadap anak.
Berikut ini bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak:

Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dilakukan dengan menyakiti fisik anak mulai dari yang mencubit, menjewer, memukul menendang, dan sebagainya.

Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan dengan ucapan atau kata-kata kasar yang menyakitkan. Misalkan dengan mencaci-maki, berteriak, membanding-bandingkan anak, memberikan label negatif dan mengancam anak.

Kekerasan Emosional

Kekerasan emosional adalah kekerasan yang berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan emosi anak. Misalkan dengan mengabaikan anak (dengan pemberian gadget), meremehkan, mempermalukan anak di hadapan orang lain, mengisolasi, merusak dan mengeksploitasi anak.

Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual adalah kekerasan yang dilakukan dengan menyakiti bagian seksual anak. Misalkan pelecehan, pencabulan, juga termasuk membiarkan anak-anak bebas mengakses tontonan pornografi.

Rumah ramah anak

Dampak Kekerasan Terhadap Anak

Segala bentuk kekerasan tentu akan meninggalkan trauma terhadap diri anak. Bisa jadi secara fisik anak-anak akan cepat sembuh dari luka yang dialami, tetapi trauma yang ditinggalkan akan sangat mempengaruhi perkembangan psikologis, mental dan emosional anak hingga dewasa. 
Maka kekerasan terhadap anak jauh lebih kejam karena tidak hanya menyakiti tubuh anak saat itu, tapi juga mempengaruhi bahkan merusak seluruh kehidupan seorang anak.

Dampak kekerasan terhadap anak antara lain:

1. Sulit mempunyai kepercayaan terhadap orang lain

Anak-anak yang mengalami kekerasan, terlebih dari orang terdekat, akan mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain. Hal ini karena bahkan orang yang dekat dengan dia, keluarga dia saja bisa menyakiti mereka sedemikian rupa. Kelak anak-anak akan sulit untuk membina hubungan yang sehat dengan orang lain.

2. Merasa tidak berharga

Kekerasan yang dialami oleh anak membuat anak merasa tidak berharga. Anak-anak merasa tidak dicintai, tidak layak untuk dilindungi dan disayangi sehingga orang di sekitarnya tega melakukan kekerasan kepada dirinya. Anak korban kekerasan akan cenderung mengalami depresi sehingga rusaklah kehidupan dan masa depannya.

3. Kesulitan mengatur emosi

Anak-anak yang menjadi korban kekerasan akan mengalami kesulitan dalam mengatur emosinya. Perasaan sedih, kecewa, marah yang sulit untuk diungkapkan membuat mereka mengalami kekacauan emosi. Tanpa penanganan yang tepat, seringkali mereka, yang awalnya adalah korban, justru menjadi pelaku bullying dan terlibat pergaulan yang salah.

4. Merusak perkembangan otak dan syaraf

Usia anak-anak adalah masa yang penting dalam perkembangan otaknya. Kekerasan yang dialami anak-anak akan sangat mempengaruhi perkembangan otak dan sarafnya. Tidak hanya pada kasus kekerasan fisik, yang melukai bagian kepala anak-anak, tapi juga untuk kekerasan seksual. Efek kerusakan dari  pornografi dan pornoaksi jauh lebih mengerikan dan tidak bisa diperbaiki lagi.  

5. Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman

Setiap anak yang mengalami kekerasan pasti merasa tidak bahagia, tidak aman, merasa terancam dan ketakutan. Tidak sedikit yang bahkan mengalami depresi dan trauma.

6. Mengalami luka, cedera, hingga kehilangan nyawa

Kekerasan fisik yang dialami oleh anak-anak tentu saja akan melukai dan mencederai tubuh anak, bahkan hingga membuat mereka kehilangan nyawa. 

Apa itu Rumah Ramah Anak?

Rumah ramah anak adalah rumah yang nyaman untuk anak tinggal di dalamnya. Anak-anak bisa tinggal tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa ada perasaan takut dan terintimidasi.

Rumah ramah anak sangat penting, karena seharusnya rumah menjadi tempat paling nyaman lagi anak-anak. 

Rumah adalah tempat anak-anak pulang, untuk memenuhi segala kebutuhan baik fisik maupun jiwanya. Rumah juga menjadi tempat belajar pertama bagi anak, sehingga dia bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.

Kita sepakat, ya Moms bahwa lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Dari lingkungan anak-anak juga belajar dan menyerap pengalaman yang akan membentuk siapa diri dan bagaimana karakter anak.

Wujudkan rumah ramah anak

Bagaimana Mewujudkan Rumah Ramah Anak?

Mommies bisa melakukan beberapa langkah berikut ini untuk mewujudkan rumah yang ramah anak.

Jauhkan hal-hal atau barang-barang yang berbahaya dari jangkauan anak

Berikan pengertian kepada anak tentang manfaat dan bahayanya. Kemudian ajarkan anak untuk meminta ijin sebelum menggunakan barang-barang tersebut.

Sesuaikan standar kerapian rumah

Berikan anak ruang yang cukup dan nyaman untuk bisa berkreasi, belajar dan mengeksplorasi lingkungannya. Proses belajar anak jauh lebih penting daripada rumah yang selalu terlihat rapi.

Mommies bisa menurunkan standar kerapian rumah atau memberikan ruangan khusus anak-anak untuk bermain dan bereksplorasi. Bisa juga dengan mengatur jadwal kapan anak-anak boleh mengeksplorasi rumah untuk bermain dan kapan rumah harus kembali terlihat rapi.

Batasi screentime

Langkah ini tidak hanya berlaku untuk anak-anak tapi juga orang tua, sehingga seluruh anggota keluarga harus bisa memanfaatkan waktu untuk berinteraksi bersama. Kita harus membatasi penggunaan gadget termasuk juga selektif dalam memilihkan tontonan anak baik di televisi YouTube maupun media sejenis.

Bermain bersama anak

Rumah yang ramah anak adalah rumah yang membuat anak-anak merasa nyaman dan bebas untuk bermain sepuas mereka. Keterlibatan orang tua dalam permainan anak tidak hanya membuat anak merasa lebih bahagia tetapi juga membantu proses stimulasi bagi tumbuh kembang anak.

Libatkan anak dalam kegiatan di rumah

Orang tua bisa memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga atau menyiapkan kegiatan bersama yang akan dilakukan oleh keluarga. Biasakan dan latih kepekaan anak untuk memahami kondisi anggota keluarga yang lain. Hal ini juga dapat membentuk kemandirian anak. Sehingga di dalam rumah terbentuk kebersamaan dan perhatian terhadap sesama anggota keluarga.

Wujudkan rumah ramah anak

Lalu, Apa yang Harus Orang tua Lakukan?

Dari penjelasan di atas kita sepakat, ya Moms bahwa sangat urgent bagi kita untuk menciptakan rumah yang ramah terhadap anak. Bagaimana jika ternyata rumah yang selama ini kita tinggali belum sepenuhnya ramah anak? Mari kita lakukan langkah di bawah ini!

1. Lakukan evaluasi

Lakukan evaluasi diri juga dengan pasangan tentang pola asuh anak, suasana dalam rumah, pola komunikasi, dsb. Kemudian buatlah komitmen untuk memperbaiki kondisi tersebut dan mewujudkan rumah ramah anak.

2. Meminta maaf kepada anak

Setelah kita melakukan evaluasi dan menyadari bahwa selama ini rumah yang kita tinggali belum lah nyaman untuk anak-anak, maka yang harus kita lakukan adalah meminta maaf kepada anak-anak. Mengakui kesalahan di hadapan anak bukan berarti menunjukkan bahwa kita lemah. Justru mengajarkan kepada anak tentang tanggung jawab dan keberanian untuk mengakui kesalahan. Dari sini anak akan belajar dan mencontoh di kemudian hari.

3. Terus belajar tentang ilmu mendidik anak

Bisa jadi belum terwujudnya rumah yang ramah anak adalah karena kurangnya pengetahuan orang tua. Maka orang tua wajib untuk terus belajar tentang bagaimana cara mendidik anak, apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah suasana rumah yang nyaman dan ramah terhadap anak.

4. Menjadi Ibu yang bahagia

Kondisi psikologis Ibu sangat mempengaruhi suasana yang terbentuk dalam rumah. Maka untuk mewujudkan rumah yang nyaman dan ramah anak ibu harus memastikan untuk terus merasa bahagia. Ibu yang bahagia akan menularkan aura positif dan kebahagiaan kepada anak-anak dan keluarga.

5. Memohon pertolongan kepada Allah

Semua usaha yang kita lakukan tentu tidak akan berhasil tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka kita harus senantiasa memohon kekuatan dan juga kemudahan kepada Allah untuk mendampingi tumbuh kembang anak-anak, termasuk menyediakan rumah yang ramah dan nyaman untuk anak.

Wujudkan rumah ramah anak

Semangat Menghadirkan Kenyamanan di rumah 

Happymoms, menciptakan rumah yang ramah anak tentu tidaklah instan. Butuh proses dan waktu bagi orang tua untuk menciptakan suasana rumah yang kondusif, aman dan nyaman untuk anak. Orang tua harus terus belajar, mengevaluasi dan memperbaiki kondisi, jika ternyata rumah kita belumlah nyaman untuk anak-anak. Mari, Moms, kita atasi darurat kekerasan terhadap anak dengan menciptakan rumah ramah anak.

Salam hangat untuk anak-anak.
💕💕

2 comments

Terima kasih sudah mampir. Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan dibaca juga postingan lainnya.
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.
  1. Bener banget mb Is, buka berita isinya ada aja soal kekerasan pada anak. Keinget yang namanya Rey dianiaya ibu kandungnya sampai meninggal. Kasihan ya. Padahal anak baik atau tidak juga mencontoh dari orang tua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wes pokok e sedih banget ya, Mbak. Belum lagi kasus bayi di buang. Ya Allah 😭😭 Ini ada apa dengan para orang tua.

      Delete