Di jaman serba canggih ini, serba digital, serba gadget ini, rasanya hampir tidak mungkin memisahkan anak-anak dengan gadget. Terlebih lagi pasca pandemi. Di mana anak-anak saat pandemi "dipaksa" dekat dengan gadget karena pembelajaran daring. Dan ternyata anak-anak justru semakin lengket dengan gadget. Apakah Mommies termasuk yang sepakat dengan gadget untuk anak? Atau sebaliknya? Yuk, kita obrolin bagaimana cara bijak menyikapinya.
Fenomena Anak dan Gadget
Anak-anak dengan gadget di tangan sudah bukan pemandangan asing lagi di sekitar kita. Di tempat-tempat umum saat menunggu atau mengantri, di acara-acara orang tua mereka, saat orang tua sibuk dengan aktivitasnya. Bahkan di rumah pun demikian, ketika ditinggal kedua orang tuanya atau saat berkumpul bersama, setiap orang termasuk anak-anak sibuk dengan gadget masing-masing.Saat ini, ketika bermain bersama dengan teman pun acaranya adalah main HP bersama, mabar istilahnya. Anak-anak tersebut bisa berjam-jam duduk tenang dengan mata terpaku pada layar smartphone.
Berita tentang anak kecanduan gadget sudah tidak lagi bilangan jari. Bahkan ada yang harus di rawat secara intensif di rumah sakit. Anak tantrum, marah dan ngamuk saat dipisahkan dengan gadgetnya.
Di sisi lain, berbagai institusi semakin gencar dengan digitalisasi hampir untuk semua proses, termasuk proses pembelajaran di sekolah anak-anak. Les atau pelatihan berbasis gadget juga semakin banyak. Yang tujuannya adalah untuk mengoptimalkan potensi, bakat dan minat anak.
Penggunaan gadget untuk anak-anak memang masih pro dan kontra di kalangan orang tua. Sebagian straight tidak mengijinkan anaknya mengenal gadget, sebagian lagi ada yang permisif sekali bahkan membelikan anak gadget sendiri dan tentu saja sebagian juga ada yang tengah-tengah. Mommies, ada di tim mana, nih?
Studi Tentang Dampak Penggunaan gadget untuk Anak
Banyak studi telah dilakukan para ahli untuk meneliti dampak penggunaan gadget pada anak. Sebuah studi tahun 2014 oleh Children’s Digital Media Center dari University of California, Los Angeles menunjukkan bahwa ketika kesibukan bermain gadget dapat mengalahkan kesempatan interaksi tatap-muka, sehingga memberikan pengaruh negatif pada keterampilan sosial anak. Anak akan sulit untuk memahami emosi orang lain, berempati, dan membina hubungan hubungan yang baik dengan orang lain. Kecerdasan sosial dan emosional anak tidak dapat terasah dengan baik padahal ini sangat penting untuk kesuksesan dalam hidup.Di sisi lain, peneliti juga mengutip beberapa studi sebelumnya yang menunjukkan manfaat penggunaan perangkat mobile pada balita, misalnya untuk keterampilan literasi awal, atau keterlibatan akademik yang lebih baik pada murid dengan autisme.
Para peneliti di University of Washington mengungkapkan bahwa gadget modern tidak diperlukan dalam pemantapan proses tumbuh kembang anak. Anak dapat berkembang dengan baik dengan terus diajak bicara dan dibacakan cerita dari buku anak. Walaupun begitu, ada bukti bahwa memilah dan memilih acara tv anak untuk membantu proses pembelajaran sejak dini, e-books, dan aplikasi mobile untuk belajar membaca dapat membantu perluasan kosakata dan pemahaman bahan bacaan, namun hanya pada anak-anak yang mendekati usia prasekolah.
Gadget, Oke dengan Syarat !
Sepertinya menghindarkan anak-anak dari gadget sama sekali, agak sulit ya, Moms. Mengingat anak-anak memang lahir di masa digital.Dalam keluarga kami pun, anak-anak tetap mengenal gadget. Anak-anak bisa bermain dengan gadget, dan kami pun mengunduhkan beberapa aplikasi yang menurut kami bermanfaat untuk mereka. Namun kami tetap menerapkan aturan dan syarat khusus.
Dalam keseharian saya dan suami cukup banyak menggunakan gadget. Aktivitas menulis, membuat konten dan jualan online seringkali membuat anak-anak melihat umminya menggunakan gadget. Demikian juga dengan abinya. Aktivitas beliau banyak dilakukan dengan gadget. Jadi untuk puasa gadget di keluarga kami belum memungkinkan.
Maka kami memilih, gadget untuk anak ... oke, tapi dengan syarat. Ya, kami memutuskan untuk mengijinkan anak-anak menggunakan gadget setelah memberikan penjelasan dan menyampaikan beberapa syarat. Serta penggunaan gadget tetap dengan pengawasan kami.
Tips Penggunaan Gadget Untuk Anak
Jika Mommies juga termasuk orang tua yang sepakat dengan penggunaan gadget bersyarat untuk anak, beberapa tips ini mungkin bisa Mommies coba di rumah.1. Tidak membelikan gadget khusus untuk anak-anak.
Dengan tidak membelikan gadget khusus, anak-anak harus meminta ijin untuk meminjam gadget milik orang tua, jika ingin bermain. Ini menjadi salah satu cara orang tua mengontrol pemakaian gadget anak.2. Memahamkan manfaat dan dampak buruk gadget bagi anak.
Sampaikan kepada anak-anak bahwa gadget bisa memberikan manfaat dan juga dampak negatif. Pahamkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan akan sangat merugikan anak-anak. Perkenalkan beberapa aplikasi edukatif yang bisa diakses anak.Misalkan : youtube untuk melihat video tentang pengetahuan aneka flora dan fauna.
3. Menjelaskan apa saja yang boleh diakses atau ditonton oleh anak dan apa yang tidak boleh.
Sampaikan dengan bahasa yang mudah diterima anak, chanel apa yang boleh dibuka, video apa saja yang bisa dilihat.Misalkan : youtube tidak boleh dibuka tanpa orang tua. Video IG tentang aneka kreasi DIY boleh dilihat. Video dengan gambar orang dewasa tidak boleh dibuka.
4. Sepakati batasan penggunaan gadget.
Jika usia anak sudah memungkinkan, ajak anak untuk membuat jadwal penggunaan gadget. Sepakati kapan dan berapa lama anak boleh menggunakan gadget. Orang tua tetap harus stand by ya, Moms. Siap untuk mengingatkan anak tentang batas waktu bermain gadgetnya.
Misalkan : selama 30 menit setelah selesai belajar.
Misalkan : selama 30 menit setelah selesai belajar.
5. Dampingi saat anak menggunakan gadget.
Hal ini sangat penting untuk mengontrol apa saja yang diakses anak. Atau jika orang tua harus melakukan sesuatu, minta anak untuk memainkannya di dekat orang tua. Jangan biarkan anak bermain di kamar sendiri tanpa pengawasan.6. Memahamkan anak tujuan orang tua memakai gadget.
Jika orang tua tidak memungkinkan untuk "puasa gadget" di hadapan anak, maka berilah penjelasan bahwa gadget tersebut sedang dipakai untuk bekerja, mengerjakan tugas atau belajar orang tua.7. Siapkan alternatif permainan untuk anak.
Mommies bisa menyiapkan aneka permainan dan buku-buku menarik di rumah. Sehingga anak mempunyai banyak alternatif kegiatan selain bermain gadget. Sesekali bersamai anak bermain atau luangkan waktu untuk berkegiatan bersama.8. Bekali anak dengan mainan dan buku.
Jika harus membawa anak-anak pergi atau menghadiri acara dalam waktu yang lama, bekali anak dengan mainan atau buku favoritnya. Atau bisa juga dengan memperkenalkan anak kita dengan anak-anak yang lain di sana. Jadikan itu kesempatan mereka bermain dan mengenal teman baru.9. Apresiasi dan motivasi.
Jangan lupa memberikan apresiasi atas kepatuhan anak terhadap kesepakatan bersama. Dan motivasi anak terus jika ternyata anak masih sering merajuk atau melanggar kesepakatan bersama.Arahkan dengan Bijak
Anak-anak kita memang termasuk generasi milenial, mereka akan dengan mudah mampu mengoperasikan gadget dan mengakses internet untuk berbagai hal. Maka tanggung jawab orang tua untuk benar-benar mengarahkan anak dalam penggunaannya. Jangan sampai gadget menjadi penghambat perkembangannya dan atau malah menjadi jalan keburukan bagi anak.Semoga 9 langkah bijak dalam mendampingi anak menggunakan gadget di atas bisa menginspirasi dan bermanfaat. So, Mommies ... gadget untuk anak, yes or no?
Anakku masih diemong gadget, terutama waktu mau semedi di kamar mandi sama pas mo me time shalat😁
ReplyDeleteAku batasi anak-anak maksimal 2 jam pegang gadget tiap harinya, tapi masih sering gak tepat..hmmm...harus belajar dan belajar lagi mengarahkan anak-anak ya kak... tantangan banget buat ku..
ReplyDeleteTips yang sangat berguna.. makasih kak..
ReplyDeleteBaca tulisan mb Iis tu kayak ngobrol, enak banget dan ngalir hihi. Kalau soal penggunaan gadget pada anak memang suatu tantangan ya. Anak-anak sekarang lebih melek digital dan teknologi. Mau nggak mau pasti pegang gadget, apalagi teman-temannya pun begitu. Kalau nggak dikasih pasti ngerasa iri atau beda juga.
ReplyDelete