Bagaimana kabar anak-anak? Semoga selalu sehat dan ceria,ya. Sepertinya keceriaan anak-anak adalah moodbooster terbaik bagi orang tua, ya. Segala lelah fisik dan hati pasti hilang seketika saat melihat wajah sumringah mereka, meskipun sebelumnya polah tingkahnya bikin emosi jiwa, hahaha…
Begitulah mendidik anak, sebuah seni kehidupan. Yang tidak bisa kita lakukan hanya berpatok pada satu teori dan saklek sepanjang waktu. Kita harus luwes, peka dan bijak dalam menghadapi dan memperlakukan anak-anak. Apakah itu mudah? Tentu saja tidak semudah mengatakannya, ya kan? Tapi bukan berarti tidak bisa diupayakan. Yuk, terus belajar, saling mengingatkan dan menyemangati ya, Moms.
Nah, Happymoms masih ingat obrolan kita tentang seni mendidik anak perempuan? Kita lanjutan bahasannya di sini,ya. Setelah kemarin kita bahas tentang menyiapkan bekal anak dalam perannya sebagai seorang anak, sekarang kita bahas tentang bekal anak sebagai calon istri dan calon ibu. Yuk, simak hingga akhir, ya!
Bekal sebagai Calon Istri
Menilik pada fitrah penciptaannya, perempuan telah dipersiapkan untuk menjadi seorang pendamping, seorang istri. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki untuk saling melengkapi separuh diennya. Maka suami adalah penyempurnaan bagi istri, membuka peluang ibadah dan jalan menuju surga.Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Auf,ra. disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِSudah semestinya, kita mendidik dan mempersiapkan anak-anak perempuan kita menjadi seorang istri yang shalihah. Mari kita ajarkan hal-hal berikut ini sebagai bekal mereka, Moms.
Artinya: "Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, "Masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka." (HR Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahih al Jami')
1. Menghormati suaminya
Bukan hanya perkara suami biasanya lebih tua usianya daripada istri, maka istri harus menghormati suami. Tapi lebih kepada penghargaan atas kepemimpinan seorang suami. Suami adalah kepala keluarga, penentu arah rumah tangga dan pengambil keputusan dalam keluarga.Anak kita biasakan untuk menghormati ayah dan kakak laki-lakinya di rumah. Belajar menempatkan diri dalam menyampaikan pendapat dan berlaku sopan kepada yang lebih tua.
2. Taati suaminya
Selaras dengan poin pertama, setelah istri menghormati suami, maka kewajiban berikutnya adalah menaatinya. Sejauh apa yang diperintahkan oleh suaminya sesuai dengan syariat Islam dan bukan sebuah kemaksiatan.Ketaatan ini merupakan “jihad”nya seorang istri. Karena bisa jadi apa yang diputuskan atau diperintahkan suami tidak sejalan dengan keinginan hati sang istri.
Maka anak-anak perempuan kita harus dipahamkan tentang ini. Juga dilatih untuk taat dan patuh kepada orang tuanya. Sang ibu juga harus bisa memberikan contoh bagaimana taat kepada sang ayah, sehingga anak mendapatkan role model yang sebenarnya.
3. Sabar
Sebelum menikah, seringkali para jomblowati membayangkan kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagiaan. Padahal yang namanya kehidupan sudah sunatullahnya kadang suka kadang duka, kadang senang kadang sedih. Dan ternyata setelah menikah Allah justru menunjukkan kekurangan-kekurangan pasangan yang sebelumnya tidak kita ketahui. Maka salah satu kunci langgengnya pernikahan adalah sabar.Menikah adalah ibadah terpanjang, seumur hidup, maka bersabar dalam pernikahan adalah sebuah keniscayaan. Dengan kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan bahwa Allah senantiasa memberikan takdir yang terbaik, seorang istri harus senantiasa meluaskan kesabaran dan kelapangan dadanya.
Kesabaran juga butuh latihan ya Moms makanya kita juga perlu membiasakan anak-anak kita untuk sabar dalam menerima kondisi keluarga dan takdir Allah dalam kehidupannya.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
4. Bersyukur dan qonaah
Sama halnya dengan bersabar, anak perempuan juga harus kita latih untuk bersyukur dan qanaah, Moms. Karena bersyukur dan qanaah menjadi kunci dari ketenangan hidup.Manusiawi, kita selalu ingin lebih atas apa yang sudah kita miliki. Namun hal itu membuat kita mudah lalai untuk bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang sudah Allah berikan. Maka mari kita biasakan sejak sekarang anak-anak selalu mensyukuri dan merasa cukup dengan apa yang didapat dalam keluarga saat ini.
5. Menjaga kehormatan keluarga
Suami adalah selimut istri dan demikian pula sebaliknya maka tugas suami dan istri adalah saling menutupi aib dan saling menjaga kehormatan satu dengan lain. Jadi salah satu tugas istri adalah menjaga kehormatan suami dan keluarganya.Menumbuhkan rasa saling memiliki dalam keluarga, menyampaikan harapan orang tua kepada anak, dan kondisi keluarga bisa menjadi cara kita untuk melatih anak-anak mengambil peran dalam menjaga kehormatan keluarga. Maka kelak mereka juga akan melakukan hal yang sama untuk menjaga kehormatan keluarganya sendiri.
6. Melakukan pekerjaan rumah tangga
Apakah harus istri melakukan pekerjaan rumah tangga? Jawabnya tentu tidak, tapi dari pekerjaan-pekerjaan rumah tangga itu Seorang istri bisa mendapatkan peluang pahala yang sangat banyak. Dan bisa jadi pelayanan terhadap suami, termasuk melakukan pekerjaan rumah tangga, adalah bentuk bahasa cinta seorang istri kepada suami.Saya pernah mendapatkan. Nasihat dari Mama saya, saat itu saya berusia 8 tahun dan mempunyai tugas membuatkan teh panas untuk Papa setiap sore. Mama berkata,
“Sehebat apapun kamu kelak, menjadi wanita karir dengan gaji besar, punya banyak ART, tapi tetap pelayanan kepada suami itu harus dilakukan sendiri oleh seorang istri.”Maka saya termasuk tim emak-emak yang mewajibkan anak perempuan saya untuk berlatih melakukan pekerjaan rumah tangga. Bukan hanya sebagai bekal kelak dia menjadi istri, tapi juga sebagai bekal dia untuk lebih mandiri dalam kehidupannya sepakat nggak, Moms?
Bekal sebagai Calon Ibu
Saya teringat salah satu fenomena yang disampaikan oleh Bu Elly Risman. Bahwa saat ini banyak para nenek yang “terpaksa” mengurus cucunya karena si ibu bekerja. Bu Elly mengakui bahwa itu adalah kesalahan para orang tua angkatan beliau yang dulu mendorong anak perempuannya untuk sekolah tinggi lalu bekerja di perusahaan besar, tapi lupa menyiapkan mereka untuk menjadi seorang ibu. Maka kini banyak anak yang kehilangan sosok orang tuanya karena sibuk bekerja.
Pastinya kita tidak ingin merasakan penyesalan yang sama kan, Moms. Kasian nanti anak dan cucu kita. Maka mulai dari sekarang kita harus mempersiapkan anak-anak kita untuk menjadi para ibu di masa depan. Ibu yang sehat, shalihah dan penyayang.
1. Menjadi sosok penyayang
Salah satu fitrah penciptaan perempuan adalah menjadi seorang ibu, maka sudah sepaket dengan rasa penyayang dan naluri untuk mendidik anak-anak.Tapi meskipun demikian rasa sayang pada anak-anak tetap harus ditumbuhkembangkan sejak dini. Saling menyayangi sesama saudara, orang tua, orang-orang disekitarnya bahkan pada hewan dan lingkungannya. Hal ini akan semakin melembutkan hatinya.
Rasulullah SAW selalu mengajarkan untuk menyayangi orang yang lebih muda, termasuk anak kecil.
عن أنين ، قال : قال رسول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَنسُ وَقَر الكبير وَارْحَمِ الصَّغِيرَ تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِ
Artinya: Dari Anas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.'" (HR Baihaqi).
2. Menjaga pola makan dan hidup sehat
Saya pernah mendengar sebuah nasihat dari seorang ustadzah, beliau adalah seorang daiyyah sekaligus ibu beranak banyak. Beliau berpesan kepada para akhwat single-lillah, bahwa seorang akhwat harus menjaga makannya. Harus bisa memilih makanan yang sehat, yang mendukung kesuburannya, karena kelak kalian akan menjadi seorang ibu.Masya Allah, nasihat sederhana tapi begitu dalam dan visioner. Pesan itu membuat saya seringkali lebih memilih gado-gado daripada bakso, hehe…
Selain membiasakan anak-anak untuk makan makanan yang sehat, kita juga perlu membiasakan anak-anak dengan pola hidup sehat. Kebiasaan menjaga kebersihan dan kerapihan, mengatur pola tidur, olah raga, dan sebagainya. Semuanya agar anak perempuan kita tumbuh sehat hingga nanti saat menjadi seorang ibu.
3. Ikhlas berkorban
Ibu dan pengorbanan sepertinya tidak akan bisa dipisahkan. Seperti digambarkan dalam sebuah lagu anak-anak, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Hehe…Sikap ikhlas dan rela berkorban ini ternyata harus juga dilatih dan dibiasakan. Anak harus dihadapkan pada situasi yang menuntut dia untuk mau mengorbankan kepentingan pribadinya demi orang lain.
Melibatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga dan acara keluarga, bisa menjadi salah satu cara. Misalnya meminta si kakak untuk belanja keperluan keluarga, menjaga adiknya, atau membereskan rumah.
4. Senang belajar
Menjadi seorang ibu dituntut untuk mau terus belajar karena yang dihadapi adalah anak. Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, tentu perlu penanganan yang berbeda pula. Pola asuh yang kita terapkan saat ini kepada anak perempuan kita bisa jadi sudah tidak bisa lagi dia pakai untuk mengasuh anaknya kelak. Maka terus belajar adalah satu hal yang wajib.Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". (H.R. Ali Bin Abi Thalib).Caranya adalah dengan menumbuhkan iklim senang belajar dalam keluarga. Kita harus menyediakan fasilitas untuk anak belajar dengan mudah. Buku-buku bacaan, video edukatif, kunjungan ke tempat wisata edukasi dsb.
Orang tua juga harus menunjukkan semangat tholabul ‘ilmiy nya. Bisa dengan mengajak anak menghadiri forum-forum belajar (seminar, taklim, dsb). Sehingga anak-anak mempunyai memori sedari kecil tentang senang dan semangat belajar.
Selain dengan mendorong anak untuk senang belajar, kita juga bisa secara langsung melibatkan anak perempuan kita dalam proses pengasuhan adiknya. Minimal anak akan tahu cara-cara dasar dalam mengasuh anak.
Sharing pengalaman seorang ibu kepada anak perempuannya tentu akan menjadi kenangan berkesan untuk si anak. Melihat bagaimana sang ibu dengan suka cita mendidik dirinya, akan membangkitkan motivasi yang sama dalam dirinya.
Maka kita harus benar-benar membekali anak-anak perempuan kita dengan sebaik-baiknya bekal. Jika kita ingin negara, bangsa dan agama kita lebih baik 20-30 tahun mendatang, langkah itu harus kita mulai dari sekarang.
Mari kita lahirkan generasi Islam yang gemilang dari rumah-rumah kita. Semoga Allah mudahkan.
6. Cara mendidik anak (tarbiyatul aulat)
Ilmu tentang mendidik anak menjadi bekal utama untuk seorang calon ibu. Mendidik dan mengasuh anak tentu tidak cukup hanya mengandalkan naluri saja.Selain dengan mendorong anak untuk senang belajar, kita juga bisa secara langsung melibatkan anak perempuan kita dalam proses pengasuhan adiknya. Minimal anak akan tahu cara-cara dasar dalam mengasuh anak.
Sharing pengalaman seorang ibu kepada anak perempuannya tentu akan menjadi kenangan berkesan untuk si anak. Melihat bagaimana sang ibu dengan suka cita mendidik dirinya, akan membangkitkan motivasi yang sama dalam dirinya.
Mendidik Sekarang untuk Generasi Mendatang
Sampai di sini tentu kita sepakat ya, Moms bahwa saat kita mengasuh, mendidik dan mendampingi tumbuh kembang anak perempuan kita, sejatinya kita sedang mempersiapkan generasi masa depan. Kebaikan yang kita tanamkan kepada anak-anak akan terus berlanjut kepada cucu-cucu kita kelak, dan begitu seterusnya.Maka kita harus benar-benar membekali anak-anak perempuan kita dengan sebaik-baiknya bekal. Jika kita ingin negara, bangsa dan agama kita lebih baik 20-30 tahun mendatang, langkah itu harus kita mulai dari sekarang.
Mari kita lahirkan generasi Islam yang gemilang dari rumah-rumah kita. Semoga Allah mudahkan.
Aamiin.
PENTING!!! Orang tua harus sering baca ini. Karena mendidiknya harus sejak sekarang, agar saat sudah usia jelang nikah tinggal menghighlight aja, tinggal menekankan ke anak kita. Tapi perjalanan menerapkannya sejak jauh hari. Jangan sampai anak-anak perempuan masih menyimpan mimpi menikah sepertti dongeng cinderella yang happily ever after tanpa berpikir onak duri di dunia rumah tangga
ReplyDeleteMasyaalloh ilmu mendidik anak memang kompleks ya... Orang tua juga harus menjadi pembelajar, untuk bisa memberikan ilmu yang tepat untuk anak kelak.
ReplyDeleteMasyaAllah mendidik anak perempuan banyak listnya ya, tapi jika kita bisa menerapkannya dengan baik tentunya akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat bagi mereka kelak jika sudah memiliki rumah tangga sendiri juga ya.
ReplyDeleteSepakat, mendidik skill of life pada anak-anak agar mereka dapat mandiri kelak, tidak tergantung pada siapapun.
ReplyDeleteMendidik anak perempuan sama seperti mendidik generasi yang akan datang karena ibu adalah madrasahnya anak
Maa syaa Allah menjadi seorang memang tidak mudah ya. Itulah mengapa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Mendidik anak dimulai dari mendidik diri sendiri terlebih dahulu.
ReplyDeleteKetiga anak saya laki-laki. Jadi nggak begitu ngerti cara mendidik anak perempuan, soalnya pasti beda ya. Tapi kalau saya baca sepertinya ini ditanamkannya ke anak-anak yg sudah baligh ya mam. Atau anak kecil?. Kayaknya gak mungkin ngajarin anak kelas satu SD untuk taat dan menghormati suami dll. Pasti belum mudeng.
ReplyDeleteSetuju 100 % Sama tulisan ini. Mendidik Anak untuk menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dan menyadari sungguh-sungguh Hak dan kewajibannya saat Nanti menjadi istri dan Ibu memang harus ditanamkan sejak dini. Karena semua butuh proses. Tidak instant saat menjelang menikah baru belajar
ReplyDeleteKita jangan bermimpi untuk memiliki generasi mendatang yang baik jika kita tak mengajarinya saat ini. Jadi, sangat setuju bahwa didikan kita saat ini adalah investasi untuk generasi masa depan. Mudah-mudahan kita bisa memberikan pengajaran terbaik agar harapan untuk memiliki generasi yang lebih baik di masa depan bisa terwujud
ReplyDeleteMengajari/mendidik anak sejatinya adalah investasi generasi-generasi yang akan datang. Dan mendidik anak, artinya menjadi contoh, artinya lagi saya sendiri perlu dan harus tiap hari mendidik diri sendiri agar bisa memberi contoh yang baik yang bisa diikuti anak-anak....Aamiin, semoga dimampukan utk menjadi ortu yang lebih baik
ReplyDeleteWah, keren banget nih ilmunya Seni Mendidik Anak Perempuan. Kebetulan anakku perempuan semua. Walau masih kecil tetap harus mendapatkan ilmu pendidikan di atas, seperti sabar, membiasakan pola hidup sehat, dan lainnya.
ReplyDeleteArtikelnya ini amat bermanfaat kak, khususnya buat daku, karena sebagai ilmu pra nikah sehingga tatkala besok menikah jadi punya bekal dan lebih siap mental, terlebih dalam urusan mendidikn anak dan rumah tangga yang kompleks
ReplyDeleteArtikel parenting tentang anak perempuan, kupasannya sangat mengena, ngejagain anak perempuan saat ini tuh, ibarat ngejagain berlian, berat dan penuh tanggung jawab.
ReplyDeleteMendidik anak perempuan memang butuh perhatian yang serius. Ibaratnya investasi. Kalau kita bener-bener mendidiknya di masa sekarang, maka kehidupan akan membaik di masa depan.
ReplyDeleteYuk orang tua melek banyak belajar dengan orang tua lain juga.
Biar kuat dengan seabrek tugas ya mb, memang perempuan dididik lebih estra dibanding anak laki-laki (menurut saya). Karena tantangannya sebegitu besar. Noted kali aja suatu saat nanti punya anak perempuan.
ReplyDeleteAmin yaa rabbal alamin. Aku jadi teringat ada pepatah bijak yang bilang kalau Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya. Mungkin maksudnya memang dari peran Ibu yang bisa membentuk anak-anak menjadi generasi yang lebih cerdas ke depannya.
ReplyDeleteAlhamdulillah, sekarang, sungguh banyak jenis referensi sebagai panduan kita mendidik anak-anak.
ReplyDeleteSalah satunya seperti di tulisan ini. Kebetulan putri sulung saya sedang di momen sedang bersiap ke jenjang pernikahan.
Pointing dari persiapan di ulasan di atas sungguh sangat membantu.
Anak adalah anugerah yang sangat berharga dari Allah SWT dalam Islam. Mereka adalah karunia yang diberikan kepada pasangan sebagai tanda kasih sayang-Nya, dan menjadi tanggung jawab bagi orang tua untuk mendidik dan membimbing mereka dengan penuh cinta dan kebijaksanaan.
ReplyDeletebener sekali kak mendidik anak merupakan sebuah seni kehidupan. Yang tidak bisa kita lakukan hanya berpatok pada satu teori dan saklek sepanjang waktu. Kita harus luwes, peka dan bijak dalam menghadapi dan memperlakukan anak-anak.
ReplyDeleteAlhamdulillah dapat pengingat karena anakku perempuan semua. Untuk membentuk anak perempuan dengan perannya yang banyak memang tidak bisa instan begitu saja. Perlu ada arahan sejak dini.
ReplyDelete