Ganti Judul dan ALt sendiri

Stop Bullying! Apa yang Harus Ibu Lakukan untuk Menyikapi Peristiwa Perundungan Di Sekolah?

Cara ibu menyikapi peristiwa perundungan di sekolah

Hai, Happymoms!

Sudah up date berita hari ini? Sempat membaca berita tentang kasus perundungan di sebuah sekolah elit di Tangerang? Geng anak SMA yang mem-plonco adik kelasnya. Sempat trending ya, Moms karena melibatkan anak seorang artis terkenal. Lalu yang terbaru adalah kasus di sebuah pesantren di Kediri. Korban meninggal dianiaya empat orang seniornya. Dan sebelumnya, telah banyak kasus serupa yang terjadi. 

Setiap membaca berita seperti ini, saya merasa sedih, geram, miris juga khawatir. Ya Allah ... mengapa kejadian seperti ini terus terulang. Mommies juga merasakan hal yang sama? Lalu apa yang harus kita (sebagai seorang ibu) lakukan untuk menyikapi peristiwa perundungan di sekolah? Sharing, yuk!

Apa itu perundungan?

Perundungan adalah arti kata dari bullying.
Menurut KBBI perundungan adalah proses, cara, perbuatan merundung. 

Sedangkan merundung mempunyai arti menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, atau merongrong. 

Stop Bullying! Cara Ibu Menyikapi Peristiwa Perundungan Di Sekolah
Sumber gambar: ditpsd.kemdikbud.go.id

Perundungan di sekolah

Secara umum, perundungan di sekolah bisa dijelaskan sebagai perilaku kekerasan, penindasan atau pemaksaan yang terjadi di sekolah. Biasanya dilakukan secara berulang dari waktu ke waktu. Korban perundungan biasanya adalah siswa, dan pelakunya bisa siswa atau guru/karyawan sekolah. 

Dilansir oleh detik.com, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat kasus perundungan di sekolah sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 21 kasus dilaporkan. 

Dari jumlah kasus yang ditemukan, terbanyak kasus perundungan terjadi di SMP, yaitu 50%.  Kemudian 30% terjadi di SD  dan di SMA/SMK hanya 10% saja. 

Kasus-kasus perundungan tidak hanya berupa kekerasan fisik. Tetapi juga berupa kekerasan verbal dan seksual. Kekerasan melalui cyber atau media elektronik juga termasuk lho, Moms

Stop Bullying! Cara ibu menyikapi peristiwa perundungan di sekolah
Sumber gambar : ditpsd.kemendikbud.go.id

Mengapa terjadi perundungan di sekolah?

Mengapa perundungan masih banyak terjadi di sekolah padahal sudah dilakukan proses edukasi terhadap anak-anak? Di sekolah juga sudah dibuat aturan dan mekanisme untuk mencegah terjadinya perundungan. 
Berarti ada sebab lain yang lebih mendasar dari hal-hal tersebut. 

Menelisik Penyebab Anak Terlibat Perundungan di Sekolah

Saya pribadi percaya bahwa siswa-siswi yang terlibat masalah di sekolah sejatinya adalah anak yang mempunyai masalah di rumah atau keluarganya. Entah karena berasal dari keluarga broken home, kurang kasih sayang, atau bahkan korban kekerasan. Sehingga jika mencari sebab permasalahan siswa maka telusuri terlebih dahulu kondisi keluarganya. 

Tulisan ini sebenarnya adalah salah satu sarana bagi saya pribadi dan saya mengajak Mommies, untuk kita bersama-sama melakukan instropeksi diri. Tentang bagaimana kondisi anak-anak kita, hubungan kita dengan mereka dan sejauh mana kita terlibat dalam proses pendidikan mereka di sekolah. 

Sekolah bukanlah layaknya "bengkel" bagi orang tua untuk memperbaiki "keburukan/kekurangan" anak. Orang tua tahunya masukkan anak ke sekolah, yang bagus dan mahal, maka orang tua tinggal terima semua beres. Lulus sekolah anak menjadi pintar dan baik. Ajaib sekali, ya jika seperti itu, Moms. Hehe ....

Sekolah adalah partner orang tua dalam mendidik anak-anak. Perpanjangan tangan dari orang tua. Pelengkap dari proses pengasuhan dan pendidikan di rumah, yang tidak bisa dilakukan oleh orang tua sendiri. Jadi orang tua harus terlibat aktif, bekerja sama. Bukan menyerahkan semua proses kepada sekolah. Dan tidak terima jika terjadi masalah dengan anaknya. 

Harusnya kita fair, dong! Jika kita ingin output yang berkualitas, seharusnya input yang kita berikan juga baik. Jika kita ingin anak kita mempunyai pendidikan dan perilaku yang baik, maka kita harus membekali anak-anak dengan pengasuhan yang baik pula. Sepakat kan, Moms

Termasuk dalam kasus perundungan di sekolah. Saya percaya akar permasalahan yang melibatkan anak, baik sebagai pelaku ataupun korban, ada dalam keluarga. 

Para pelaku perundungan bisa jadi ingin menunjukkan eksistensi dirinya, ingin mendapatkan pengakuan. Atau ingin menarik perhatian orang tua dan orang lain di sekitarnya. Kenapa? Karena sebenarnya mereka kurang kasih sayang di rumah. Atau bisa jadi mereka meniru apa yang biasa mereka lihat di rumah, yaitu kekerasan.

Anak yang menjadi korban perundungan kecenderungannya adalah anak yang kurang percaya diri, tidak asertif (tidak berani menolak), tidak berani mengungkapkan dan mempertahankan pendapatnya. Biasanya kondisi ini muncul karena mereka juga tidak dekat dengan orang tua. Komunikasi antara anak dan orang tua juga kurang efektif. 

Dampak Perundungan Bagi Anak

Mengapa saya sangat risau dengan kasus perundungan di sekolah? Karena peristiwa perundungan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak kedepannya. Baik diri pelaku maupun korban. Maka peristiwa perundungan di sekolah harus disikapi dengan tepat dan sebijak mungkin. Sekecil apapun potensi untuk terjadinya perundungan harus segera ditangani dengan serius. 

Stop Bullying. Cara Ibu Menyikapi Peristiwa Perundungan Di Sekolah
sumber gambar : ditpsd.kemendikbud.go.id

Jujur saya sangat geram ketika membaca berita tentang pihak sekolah yang menutup menutupi atau menganggap peristiwa perundungan itu tidak terjadi. Dalih yang seringkali disampaikan adalah itu hanya candaan anak-anak dan ketidaksengajaan. 

Pertama, tentu bukan hal lucu jika yang kita lakukan itu menyakiti orang lain. Iya, kan?
Kedua, bagaimana mungkin tidak sengaja jika itu dilakukan berulang kali? 

Apakah hanya demi nama baik sekolah lantas mengorbankan masa depan anak didiknya? Bukankah akhirnya masyarakat juga akan mengetahui kebenaran. Dan langkah salah yang diambil sekolah justru akan menjadi bomerang. 

Tentu hal tersebut hanya kasuistik, ya. Ada banyak sekolah yang mampu menyelesaikan kasus perundungan sesuai dengan prosedur yang seharusnya. 
- sigap terhadap laporan yang masuk
- segera mengambil tindakan penyelamatan 
- melakukan penyelidikan dan mediasi kepada siswa dan keluarga yang terlibat
- mengambil sikap tegas sebagai konsekuensi atas perilaku siswa 

Saya berikan apresiasi tinggi-tingginya kepada sekolah yang mampu menyelesaikan kasus-kasus perundungan secara tuntas. Karena dampak dari perundungan di sekolah akan mempengaruhi masa depan anak-anak yang terlibat di dalamnya. 

Jika tidak diselesaikan secara tuntas, anak yang menjadi korban bullying atau perundungan akan mengalami ketakutan, trauma, menarik diri dari interaksi sosial bahkan bisa berujung kepada kematian. Dia akan kehilangan kesempatan untuk bisa melanjutkan proses pendidikannya di sekolah dengan sewajarnya. 

Begitu pula untuk para pelaku perundungan. Mereka harus diberikan tindakan tegas sebagai konsekuensi atas perilakunya mereka. Jika sebaliknya, orang tua atau pihak sekolah melakukan pembelaan, maka anak akan merasa mendapatkan pembenaran atas perilakunya. Jika saat anak-anak atau remaja sudah melakukan kekerasan tanpa merasa bersalah dan mendapatkan pembelaan maka besar kemungkinannya dia akan tumbuh menjadi sosok yang kejam dan tidak peduli pada orang lain. 

Sangat disayangkan pastinya ya, Moms. Karena kehidupan anak-anak itu semestinya masih panjang. Dan setiap anak berhak mendapatkan masa depan yang baik. 

Apa yang Harus Ibu Lakukan Untuk Menyikapi Perundungan Di Sekolah?

Sekali lagi saya mengingatkan ya, Moms. Bahwa peristiwa perundungan yang melibatkan anak-anak di sekolah, besar kemungkinannya berakar pada permasalahan di keluarga. 

Jadi yang pertama harus kita lakukan adalah menginsafi bahwasanya kita juga menyumbang peran atas apa yang terjadi pada anak-anak kita. 
Berangkat dari kesadaran ini, kita akan fokus pada solusi bukan sibuk menyalahkan anak kita, pihak sekolah ataupun orang lain.

Empat Langkah Antisipatif Orang Tua 

Moms, sebagai orang tua kita memang harus melakukan upaya antisipatif agar anak-anak tidak terlibat dalam peristiwa perundingan di sekolah. Meskipun sekolah sudah melakukan edukasi terkait dengan bahaya perundungan, tetapi kita tetap harus memberikan bekal kepada anak-anak. 

Pertama, dalam pengasuhan keseharian di rumah, jangan lupa untuk membangun kedekatan dengan anak-anak. Pastikan anak-anak cukup merasakan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. 

Meluangkan waktu untuk menemani anak-anak bermain, menonton film dan belajar adalah wajib bagi saya dan suami. Meski tidak setiap hari, ya. Adakalanya anak juga butuh bermain sendiri. Kami juga terbiasa untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas kami. Saat melakukan pekerjaan rumah, olah raga bersama, membawa mereka dalam aktivitas sosial kami, dan sebagainya. 

Kedua, bangun komunikasi yang terbuka. Saya biasa membuka obrolan dan saling bercerita kepada anak-anak tentang aktivitas kami hari itu. Saya tanyakan tentang kegiatan di sekolah dan teman-temannya. Juga hal-hal apa yang membuat mereka senang atau tidak senang berada di sekolah. 

Kita harus peka terhadap cerita atau keluhan anak. Apakah itu menyiratkan adanya potensi perundungan atau kesalahpahaman biasa saja. Berikan respon yang cepat dan tepat terhadap cerita anak yang kemungkinan mengarah pada peristiwa perundungan. Bisa jadi itu adalah sinyal yang disampaikan oleh anak. Waspada dan antisipatif lebih baik daripada terlambat. 

Ketiga, menjauhkan anak-anak dari melihat atau menerima kekerasan. 
Jangan sampai anak-anak menyaksikan pertengkaran orang tua dan lebih parah lagi mendapatkan perlakuan kasar dari orang tua. Karena anak akan meniru atau sebaliknya justru membuat mereka tertekan dan tidak bisa melawan ketika mendapatkan perlakuan serupa perlakuan serupa dari temannya. 

Keempat, tanamkan tentang nilai kasih sayang, kebenaran dan pengawasan Allah SWT atas perilaku anak. 
Internalisasi nilai-nilai inilah yang akan menjadi internal control dalam diri anak sehingga mereka tidak akan menyakiti temannya. Juga menumbuhkan keberanian untuk melawan jika dirundung padahal dia berada pada posisi benar atau sesuai aturan. 

Cara ibu menyikapi peristiwa perundungan di sekolah
Sumber gambar : ditpsd.kemendikbud.go.id

Jika Anak Menjadi Korban Perundungan 

Tentu saja kita tidak berharap anak kita menjadi salah satu korban perundungan di sekolah. Namun jika hal itu terjadi maka kita harus bisa menyikapinya dengan tepat. 

Terima semua pengaduan anak dan berikan dukungan psikologis serta perlindungan. Jangan melakukan penghakiman, menyudutkan atau menyalahkan terhadap apa yang telah dilakukan oleh anak. Tidak mengapa jika anak meminta untuk sementara tidak masuk sekolah. Berikan waktu untuk dia menenangkan diri. 

Lakukan cross cek dengan pihak sekolah. Konfirmasi apakah peristiwa perundungan itu benar terjadi atau tidak. Minta pihak sekolah untuk melakukan penyelidikan. Dan jika benar terjadi, libatkan pihak sekolah sebagai mediator penyelesaian masalah.

Jika Anak Menjadi Saksi Perundungan 

Biasanya peristiwa perundungan di sekolah itu diketahui oleh siswa yang lain. Nah, bisa jadi anak kita yang menemukan kasus tersebut, Moms. Maka jika anak menceritakan tentang perundungan terhadap temannya, kita harus memberikan motivasi dan menumbuhkan keberanian anak. Dorong mereka untuk melakukan pembelaan dan melapor kepada pihak sekolah.

Anak harus kita ajarkan untuk peduli terhadap temannya yang tertindas dan berani melawan perundungan di sekolah. Jika diperlukan kita juga bisa membuka komunikasi dengan pihak sekolah atas info yang disampaikan anak-anak. 

Jika Anak Menjadi Pelaku Perundungan 

Naudzubillahimindzalik, kita berlindung kepada Allah semoga anak kita dijauhkan dari menjadi pelaku perundungan di sekolah. Aamiin. 

Namun jika hal itu terjadi maka kita tetap harus bijak menyikapinya. Pastikan kita tetap tenang dan tidak terbawa emosi ketika menerima informasi terkait dengan keterlibatan anak kita dalam peristiwa perundungan di sekolah. Terima hal ini sebagai musibah yang terjadi atas kehendak Allah. 

Dudukan anak dengan tenang, lalu tabayyun-kan, konfirmasi kebenarannya. Dengarkan cerita lengkap versi anak kita. Gali alasan apa yang mendasari keterlibatannya. Jika akar masalahnya adalah kebutuhan anak (perhatian, penerimaan, kasih sayang, dsb) yang tidak bisa kita penuhi, maka kita harus meminta maaf. 

Ajak anak untuk melakukan muhasabah (evaluasi) diri. Bimbing anak untuk menyadari dan mengakui kesalahannya. Kemudian pahamkan bahwa dia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya. Tapi pastikan juga, kita akan tetap memberikan support asalkan anak mau meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jadikan peristiwa ini sebagai titik balik untuk anak menjadi pribadi yang lebih baik. 

Cara ibu menyikapi peristiwa perundungan di sekolah
Sumber gambar : ditpsd.kemendikbud.go.id

Peka dan Support! 

Sebagai orang tua kita harus selalu peka terhadap perasaan dan kondisi anak-anak. Hilang semangat bahkan mogok sekolah biasanya menjadi sinyal bahwa anak-anak mengalami masalah di sekolah. Obrolkan dengan anak dan gali akar permasalahannya. Lakukan cross check dengan pihak sekolah dan segera follow up i jika memang ada potensi terjadinya perundungan. 

Mari pastikan rumah dan keluarga kita menjadi tepat yang nyaman untuk anak-anak. Agar mereka tumbuh menjadi anak yang bahagia dan tangguh. Juga tidak mudah terlibat dalam pergaulan yang salah. Mari mengambil peran proaktif untuk menghindarkan anak-anak kita dari peristiwa perundungan di sekolah. 

Keluarga harmonis akan melahirkan anak-anak yang bahagia. 

Salam bahagia selalu! 
💕💕


----

16 comments

Terima kasih sudah mampir. Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan dibaca juga postingan lainnya.
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.
  1. Sedih ya lihat kasus bullying ini...the dark side of school...aku berharap para guru tu juga dibekali ilmu psikologi yang beneran bisa dipraktekkan gitu loh buat handle anak didiknya. menurutku itu penting banget. jadi fungsi mendidik dan menjaga itu beneran jalan, ga cuma ajar materi aja yang diutamakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Gurune Ojo dibebani tugas administrasi sih akeh ya, ben iso fokus mengajar dan mendampingi anak.

      Delete
  2. butuh kesadaran bersama, terutama murid di sekolah ini. Masih banyak ditemukan kasus perundungan. Anak juga perlu informasi bagaimana melapor, menjadi saksi agar perundungan tak makin menjadi. Artikelnya lengkap mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mbak. Anak-anak harus dibiasakan untuk peduli dengan teman-temannya dan berani juga. Terima kasih sudah mampir

      Delete
  3. Miris banget lihat kasus-kasus perundungan yang akhir-akhir ini makin marak.
    Perlu kerja sama semua elemen agar kasus ini tidak terus melebar. Pemerintah, sekolah, dan orang tua harus turun tangan untuk bekerja sama mencegah ini tidak terjadi lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, coach. Dimulai dari memperbaiki pola asuh di rumah ya. Tontonan dan game anak-anak juga berpengaruh pada perilaku mereka.

      Delete
  4. Prihatin dengan banyaknya kasus bullying yang makin marak di lingkungan sekolah. Salah satu jalannya tentu bukan hanya edukasi terhadap anak tetapi juga edukasi pada orang tua agar semakin sadar bahwa semua pihak wajib terlibat agar kasus-kasus perundungan tidak lagi terjadi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, mbak. Sepakat. Orang tua juga harus aware dan terlibat langsung dalam pencegahannya.

      Delete
  5. Melihat berita akhir-akhir ini kok makin serem lihat anak dibully bahkan ada yang sampe meninggal. Perlu adanya edukasi pada orang tua, guru dan anak tentang perundungan, agar bisa saling kerja sama dari semua pihak, mencegah hal yang tidak diinginkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Bun. Semudah itu ya menyakiti hingga menghilangkan nyawa orang lain. Harus ada perbaikan pada pondasi pengasuhan kita juga ya.

      Delete
  6. Sama mbak aku juga miris mellihat berita perundungan di sekolah apalagi juga dilakukan oleh seorang anak. Kadang mikir, kok bisa ya seorang anak kecil sudah punya pemikiran perundungan seperti itu. Bener banget kadang juga alasannya karena bercanda. Aku sih yakin itu bukan cuman bercanda tapi memang disengaja. Banyak faktor yang mempengaruhi ya yang pasti sih ada hal yang nggak beres di rumah. Duh, jangan sampai ada lagi berita kaya gini, huhu.

    ReplyDelete
  7. Setiap ada kabar tentang bullying, saya hanya bisa istighfar dan mengelus dada. Kok bisa? Padahal kebaikan itu sudah terinstall dalam setiap diri manusia. Dunia seperti apa yang telah menghapus kebaikan itu. Semoga keluarga kita terpelihara dari hal-hal semacam itu.

    ReplyDelete
  8. Kasus bullying ini PR bersama, banyak faktor yang memengaruhi seorang anak menjadi aktor maupun korban, keduanya perlu mendapatkan bimbingan untuk menyembuhkannya dari trauma atau dampak buruk lainnya

    ReplyDelete
  9. Berita tentang bullying memang kadang bikin mengerutkan dahi. Sekolah belum tentu secure, apalagi bisa terjadi juga di pondok.. padahal lagi galau galau nya saya mau mondokin anak. thanks artikelnya buu

    ReplyDelete
  10. Bullying menurut saya banyak terjadi karena orang tua tidak menjalankan perannya sebagai pendidik saat di rumah. Wal hasil, anak tidak tahu kalau bullying ga boleh, dan lain sebagainya

    ReplyDelete
  11. Sangat sedih mndengar berita² yg tdk mngenakkan tntg dunia pendidikan....orang tua jga perlu ikut andil dlm mmbangun karakter yg baik pd anak sehingga mereka cukup kasih sayang, memiliki rasa simpati dan empati pada sesama...

    ReplyDelete