Ganti Judul dan ALt sendiri

Elsa Maharani, Pemberdaya Perempuan dan Kaum Marginal. Inilah Sosok di Balik Kampung Jahit Maharrani

Sosok di balik Kampung Jahit Maharrani

Hallo, Happymoms!

Pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga tak lantas membuat langkah kita terhenti untuk bisa berbagi manfaat untuk orang lain, ya, Moms. Bisa jadi justru ini adalah jalan kita untuk mewujudkan impian dan membahagiakan orang lain. Seperti sosok pemberdaya perempuan dan kaum marginal di kota Padang ini, Elsa Maharani. Dia adalah founder dari Kampung Jahit Maharrani di Padang, Sumatra Barat. Kiprahnya di Kampung Jahit Maharrani telah mendapat penghargaan dari Astra pada tahun 2021. Apa saja yang telah dilakukannya, yuk, kita intip!

Visi Menjadi Manusia Terbaik

Keyakinan yang menggerakkan

Seringkali kita digerakkan oleh sesuatu yang kita yakini. Keyakinan itu seolah menjadi energi, motor penggerak, motivasi atau bahkan tujuan yang ingin kita capai. Mungkin bahkan keyakinan itu telah menjadi bagian dari diri kita. Sehingga jika kita tidak jalani atau penuhi, terasa tidak lengkap dan kita merasa tidak bahagia. Sedemikian hebatnya keyakinan itu, ya, Moms.

Keyakinan jugalah yang ternyata menjadi penggerak Elsa Maharani hingga mampu menggerakkan para perempuan dan kaum marginal di sekitarnya.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Masya Allah, tabarakallah! Inilah keyakinan yang menjadi visi hidup dan bisnis Elsa Maharani. Sungguh luar biasa.

Saya jadi teringat bahwa manusia diciptakan Allah SWT itu dengan dua tujuan, yaitu sebagai seorang hamba untuk beribadah kepada Allah dan sebagai Khalifah fil Ardh, yaitusebagai pemimpin di muka bumi untuk menebarkan kebaikan sesuai syariat Islam. Sosok Elsa Maharani menunjukkan dua hal tersebut.

Keyakinan pada visi hidupnya membuat Elsa Maharani merasa tidak cukup hanya hidup untuk diri dan keluarganya saja, tapi juga harus memberikan kemanfaatan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya bagi manusia lainnya. Maka ketika melihat kondisi di sekelilingnya, lantas dia berfikir apa yang bisa dilakukan untuk membantu, kemudian bergerak melakukan sesuatu.

Bukan Ibu Rumah Tangga biasa

Keyakinan dan langkah nyata Elsa Maharani membuat dia melesat jauh. Tidak hanya sekedar menjadi seorang ibu rumah tangga biasa, tapi dia telah berhasil 
  • menjadi penggagas Kampung Jahit, yang terletak di Simpang Koto Tingga No. 55, Ps. Ambacang, Kec. Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat,
  • memberikan kesempatan pekerjaan bagi banyak orang,
  • menggerakkan perekonomian masyarakat sekitarnya,
  • merangkul kaum marginal,
  • menjadi sosok inspiratif dan berprestasi,
  • pembelajar dan pengajar yang terus mengembangkan diri,
  • owner bisnis yang menggurita,
  • dengan tetap menjalankan tugas utamanya sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Elsa Maharani dan Suami, sosok di balik Kampung Jahit Maharrani

Dalam teori Abraham Maslow, tentang hierarki kebutuhan manusia, disebutkan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhannya. Di mana seseorang telah berhasil memenuhi semua kebutuhan dasarnya (secara bertahap yaitu kebutuhan fisiologi manusia, kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih sayang, kebutuhan mendapatkan penghargaan), maka dia kemudian akan berusaha memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri, secara mudah dapat diartikan sebagai bentuk nyata untuk mewujudkan harapan serta keinginan seorang individu terhadap dirinya sendiri. 
Keinginan besarnya apa, dirinya itu sosok seperti apa, itu yang ingin diwujudkan. Dalam tahapan ini terdapat seseorang telah berhasil memahami diri dan lingkungannya, menjadi pribadi yang suka menolong dengan sesama dan selalu mencari solusi terbaik atas permasalahan yang ada, selalu mensyukuri atas setiap hal, sekecil apapun yang dia terima, serta memandang segala sesuatu dengan positif. Segala hal yang dia alami dimaknai sebagai hikmah, pembelajaran untuk menjadi diri yang lebih baik.

Seperti itulah sosok Elsa Maharani yang saya tangkap. Pribadi yang telah "selesai" dengan kehidupan dan keinginan pribadi sehingga mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan umat. Yang dia lakukan bukan lagi tentang dan untuk "aku" tapi tentang dan untuk "mereka". Masya Allah. Begitulah, dimanapun mutiara berada, dia akan tetap berkilau. Akan tetap menunjukkan kualitasnya. Meski dalam lumpur atau dibentuk untuk menjadi apapun, dia tetaplah mutiara yang tak ternilai harganya.

Perempuan Berdaya

Menjadi perempuan berdaya pasti menjadi keinginan kita semua ya, Moms. Perempuan yang tidak hanya mampu mandiri untuk dirinya sendiri, tapi juga mampu memberdayakan orang lain dan memberikan kemanfaatan secara luas.

Peka menangkap fenomena

Elsa Maharani melihat kondisi masyarakat di kampungnya yang banyak mengalami keterbatasan, terutama kaum perempuan. Keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga banyak yang bekerja petani, pembantu rumah tangga, bahkan buruh tani (mengerjakan lahan orang lain) dan pemecah batu kali. Terbatasnya kemampuan untuk mengakses kesehatan sehingga masih banyak yang berobat ke dukun. Juga keterbatasan untuk mengakses pendidikan sehingga banyak anak-anak yang putus sekolah. Elsa juga menangkap fenomena banyaknya ibu single parent yang berjuang keras untuk menghidupi keluarganya.

Kondisi tersebut menghadirkan keresahan Elsa Maharani, sehingga mendorongnya untuk mencari solusi. Apa yang bisa dia upayakan untuk membantu para perempuan tersebut sehingga kondisi mereka menjadi lebih baik.

Solusi dengan kiprah nyata

Kepekaan Elsa Maharani melihat kondisi masyarakat di sekitarnya yang melahirkan keresahan mendorongnya untuk bisa mencari solusi guna membangun kampungnya.

Saat itu Elsa Maharani bersama sang suami, Fajri Gufran Zainal, mempunyai usaha jualan online, menjadi reseller produk baju muslim produk milik orang lain. Maka kemudian mereka berfikir untuk membuat brand sendiri agar bisa memberdayakan masyarakat di sekitarnya. Akhirnya diputuskan konsep produksi yang dipakai adalah kampung jahit dengan brand produk Maharrani. Di mana para penjahit bisa mengerjakan jahitannya di rumah, setelah mendapatkan kain yang sudah terpotong sesuai pola dari workshop Maharrani. Hasil jahitan disetorkan sepekan sekali. Dan upah yang diberikan sesuai dengan jumlah jahitan yang bisa diselesaikan oleh masing-masing penjahit.

Solusi ini mereka pilih dengan berbagai pertimbangan, di antaranya :
1. melihat potensi para ibu rumah tangga di kampung yang rata-rata mempunyai kemampuan menjahit.
2. pekerjaan menjahit ini memungkinkan untuk dilakukan di rumah masing-masing, sehingga para penjahit tetap bisa sambil menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
3. selama ini produk yang mereka jual diambil dari pulau Jawa, maka mereka ingin memproduksi brand lokal sendiri sehingga yang lebih mudah dijangkau.

Sosok di balik Kampung Jahit Maharrani

Sosok Pemberdaya Perempuan dan Kaum Marginal

Elsa Maharani dan suami mempunyai prinsip bahwa usaha yang dilakukan dengan niat untuk membantu banyak orang, maka akan diberikan jalan kemudahan dan keberkahan oleh Allah SWT. Dan selama itu diniatkan untukenolong agama Allah maka Allah pasti akan memberikan jalan. Itulah yang membuatnya mereka berdua semangat dan optimis terus bertahan menjalankan usaha di Kampung Jahit Maharrani.

Memberdayakan Kaum Perempuan

Dalam menjalankan bisnis fasyennya, Elsa Maharani telah berhasil memberdayakan para perempuan di kampung tempat tinggalnya. Hampir 80% penjahit dan karyawannya adalah para ibu rumah tangga. Mereka ini adalah para penanggung jawab dalam keluarga. Setelah bergabung dengan Kampung Jahit Maharrani, mereka bisa mendapatkan penghasilan tetap di atas UMR kota Padang.

Para perempuan ini tidak hanya sebagai tenaga penjahit saja, tapi juga karyawan kantor bagian administrasi. Belum lagi para agen dan reseller yang berjumlah lebih dari 350 orang. Para agen dan reseller fashion muslim seperti ini biasanya adalah para ibu rumah tangga juga.

Merangkul Kaum Marginal

Bisnis fasyen Maharrani ini tidak hanya memberdayakan kaum perempuan tapi juga kaum marginal, yaitu para difabel dan narapidana.

Penyandang disabilitas tersebut tergabung dalam tim penjahit Elsa Maharani. Dia harus menghidupi ibu yang sakit dan dan adiknya. Maka dia merasa sangat terbantu dengan adanya Kampung Jahit Maharrani.

Untuk memenuhi kelengkapan produk fasyennya, Elsa Maharani kemudian bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan Muaro. Elsa mempercayakan pembuatan tas untuk packing produk Maharrani kepada warga binaan di sana.

Melesat Maju Bersama

Perkembangan brand Maharrani

Langkah Elsa Maharani untuk membangun Kampung Jahit berjalan dengan baik. Meski tetap saja ada hambatan, tapi semangatnya untuk memberdayakan para perempuan dan kaum marginal tak pernah padam. Elsa selalu menekankan kebersamaan kepada seluruh tim yang tergabung di Kampung Jahit. Karena sesungguhnya Kampung Jahit bukan milik Elsa Maharani an sich, tapi milik seluruh tim.

Setelah berjalan 4 tahun, Kampung Jahit berkembang pesat. Salah satu pemicunya adalah terpilihnya Elsa Maharani sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia bidang kewirausahaan tahun 2021. Dana hibah yang diperoleh, dia gunakan untuk membuat workshop. Brand Maharrani juga semakin dikenal secara luas.

Saat ini Kampung Jahit telah memiliki lebih dari 70 orang tim, 50 orang penjahit dan 20 orang karyawan. Kemudian agen sejumlah 125 agen serta 250 reseller. Produk Maharrani juga bisa didapatkan tidak hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara seperti di Malaysia, Sigapura, Taiwan, dan Qatar.

Produk yang dihasilkan oleh Kampung Jahit ada berbagai macam. Dari brand Maharrani ada mukena, scraf dan gamis syar'i. Kemudian ada produk baju Koko dan gamis pria dengan brand Hamka Indonesia. Juga akan diluncurkan produk untuk anak muda dengan brand khusus juga. Jumlah produksi yang bermula dari 30 pcs, saat ini sudah bisa capai 3.000-5.000 pcs per bulan.

Aksi Sosial

Semangat menebar kebaikan dan kemanfaatan yang dilakukan oleh Elsa Maharani tidak hanya sebatas pada pemberdayaan ekonomi saja. Elsa juga memberikan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembinaan ruhiyah masyarakat di kampungnya.

Berbagai kegiatan secara rutin dilaksanakan di Kampung Jahit Maharrani. Seperti kajian rutin sebulan sekali untuk seluruh tim Kampung Jahit. Selain pengajian juga dilaksanakan pembagian beras dan periksaan kesehatan gratis. Elsa Maharani dan suami terlibat langsung dalam setiap kegiatan sosial yang diselenggarakan di Kampung Jahit.

Selepas para karyawan pulang, Elsa memanfaatkan ruangan admin yang kosong untuk tempat mengaji anak-anak. Elsa membuka Rumah Quran Serambi Minang, yang telah memberikan kesempatan belajar kepada lebih dari 200 santri (tidak mondok).

Kepedulian Elsa terhadap kondisi sekitar memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Kepekaan dan aksi nyatanya selalu tepat sasaran. Buktinya adalah selama pandemi kemarin, Elsa bekerja sama dengan para mahasiswa tata busana di kotanya untuk memproduksi masker dan membagikannya kepada masyarakat.

Aktivitas sosial di kampung jahit Maharrani

Up Close to Elsa Maharani. Sosok di balik Kampung Jahit Maharrani 

Elsa Maharani, perempuan yang lahir di Padang tanggal 5 Maret 1990, ini berasal dari keluarga yang sederhana. Orang tuanya bekerja sebagai penjual jagung dan bengkuang. Sejak kecil Elsa Maharani telah terbiasa mandiri. Berjualan keliling kampung sudah dijalaninya sejak masih dibangku sekolah dasar. Bahkan menjadi reseller hijab ternyata telah dirintisnya sejak SMP. Maka sejak SMA hingga kuliah, Elsa telah bisa membiayai sendiri pendidikannya.

Latar belakang keluarga, pengalaman hidup dan kepahamannya terhadap ilmu agama, menjadikan Elsa Maharani sosok yang peka terhadap kesulitan orang lain dan mempunyai keinginan besar untuk bisa membantu.

Menurutnya, seorang pemuda itu harus menjadi problem solving untuk permasalahan yang ada di sekitarnya, bukan malah membuat masalah. Hal ini yang terus mendorong Alumni Universitas Andalas Padang Fakultas Kesehatan Masyarakat ini, tetap berusaha menjadi sosok berdaya dan bermanfaat.

Kegigihan dan keuletan, kekompakan dengan suami, serta solidnya tim yang dibangun, mengantarkan Elsa Maharani menjadi sosok pemberdaya perempuan dan kaum marginal. Sungguh menginspirasi para perempuan dan pemuda Indonesia.  

Penerima Apresiasi SATU Indonesia tahun 2021

Meski saat ini usaha Kampung Jahitnya telah berkembang pesat, tapi semangat pemberdayaannya terus berkobar. Elsa Maharani ingin menciptakan seribu lapangan kerja baru dengan memberdayakan lebih banyak lagi para perempuan dan masyarakat sekitarnya. Inovasi produk dan peningkatan kapasitas produksi di Maharrani adalah impiannya lima tahun ke depan.

Bagaimana, Moms luar biasa sekali ya, sosok Elsa Maharani ini. Perempuan dan ibu seperti inilah yang akan menjadi pemantik semangat untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Mari kita yakinkan diri, bahwa setiap kita pasti bisa berdaya dan bermanfaat bagi Indonesia. Sesuai dengan kapasitas dan peran kita masing-masing.


Selamat berkarya, Happymoms!

6 comments

Terima kasih sudah mampir. Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan dibaca juga postingan lainnya.
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.
  1. Salut dengan sepak terjang Elsa Maharani yang mampu memberdayakan orang-orang di sekitarnya. Bahkan dia bisa menciptakan seribu lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar. Sosok yang inspiratif yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mbak. Sangat menginspirasi. Menunjukkan pada kita bahwa jika ada keinginan berbuat baik, memberi manfaat kepada orang lain, Allah akan bukakan jalan.

      Delete
  2. Luar biasa ya, memang manusia itu bernilai saat kita bisa menjadi manfaat bagi dunia ya Mba. Sangat menginspirasi tulisannya. Semoga makin banyak orang yang mau seperti beliau ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Betul sekali, Mbak. Kemanfaatan kita bagi sekitar yang membuat kita berharga

      Delete
  3. Kalau baca sepak terjangnya layak banget kalau Elsa Maharani dapat apresiasi SATU Indonesia bidang kewirausahaan tahun 2021. Apalagi setelah dapat penghargaan makin banyak yang dilakukan untuk masyarakat. Salut, dan ikut bangga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, penghargaannya tepat sekali. Semakin mendukung dan mengembangkan kiprahnya di Kampung Jahit.

      Delete