Hallo Happymoms!
Apa kabar? Tetap sehat jiwa raga? Tetap bahagia kan? Tak bosan-bosan kita bahas tentang bagaimana menjadi ibu rumah tangga tetap bisa bahagia. Kenapa? karena ibu bahagia adalah kunci dari kebahagiaan keluarga. Betul? Terlebih lagi kesadaran akan kesehatan mental meningkat akhir-akhir ini. Membuka fakta bahwa ibu rumah tangga sangat mungkin mengalami "sakit mental". Padahal, kesehatan mental dan kebahagiaan ibu sangat penting untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan bahagia. Lalu bagaimana cara agar ibu tetap sehat mental dan bahagia? Yuk, kita ungkap rahasianya, Moms.
Kesehatan Mental Ibu
Kesehatan mental ibu sangat penting, tapi seringkali ibu-ibu sendiri mengabaikan kesehatan mental dan kebahagiaan mereka. Hal ini karena mereka terlalu fokus pada keluarga dan tanggung jawab lainnya.
Kesehatan mental secara umum dapat diartikan sebagai kondisi sejahtera secara psikologis, emosional, dan sosial. Kondisi ini memungkinkan seseorang mampu menemukan potensi dirinya, mengatasi permasalahan hidup, dapat bekerja secara produktif, dan mau berperan serta dalam lingkungannya.
Kesehatan mental bagi seorang ibu sangat penting, karena tidak hanya akan berdampak pada dirinya sendiri tetapi juga pada kondisi anak dan keluarga. Ibu yang memiliki mental sehat akan dapat berpikir, merasa, dan bertindak secara sehat pula, serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Ibu yang sehat mental, bahagia dan tidak stres mampu menghadapi tantangan, mengelola stres, dan menciptakan lingkungan yang positif bagi keluarga
Sebagai ibu, kesehatan mentalnya akan melahirkan pengasuhan yang penuh cinta, perhatian, sabar, dan responsif terhadap kebutuhan anak. Sehingga anak-anak akan selalu merasa aman dan dicintai.
Tapi sebagaimana pernah kita bahas di artikel sebelumnya, bahwa tugas sebagai ibu rumah tangga itu sangat rawan dengan stress. Sehingga bisa mengakibatkan terganggunya kesehatan mental ibu.
Sebagai seorang ibu dengan empat orang anak, tanpa asisten rumah tangga, bisa dibayangkan ya, Moms seperti apa aktivitas saya sehari-hari. Heee... Pekerjaan yang tidak ada habisnya, tugas yang sama berulang dan rutin dilakukan setiap hari, seringkali menghadirkan suasana monoton dan membosankan. Sudah pasti rasa lelah juga tidak bisa dihindari kan?
Maka saya harus menemukan cara-cara agar tetap bisa "waras" jauh dari stress dan tetap bisa bahagia.
Ciri Mental yang Sehat
Moms, apakah kita termasuk dalam ibu yang sehat mental? Coba kita cek, yuk apakah ciri-ciri kesehatan mental ini ada pada diri kita.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri kesehatan mental pada seorang ibu:
1. Mampu Mengelola Stres
Ibu dengan kesehatan mental yang baik dapat mengelola stres dengan efektif, sehingga tidak mempengaruhi hubungan dengan anak-anak dan keluarga.
2. Keseimbangan Emosi
Dalam kondisi mental yang sehat, ibu memiliki keseimbangan emosi yang baik, sehingga dapat menghadapi tantangan dengan lebih stabil dan tidak terlalu emosional.
3. Mudah Beradaptasi
Ibu dengan kesehatan mental yang baik dapat beradaptasi dengan perubahan dan tantangan baru. Perubahan itu tidak membuatnya panik dan bisa segera menghadapi situasi yang tidak terduga dengan baik.
4. Mempunyai hubungan yang Sehat dengan Anak-anak
Ibu yang sehat mental akan memiliki hubungan yang sehat dengan anak-anaknya. Ia juga mampu memberikan dukungan dan kasih sayang yang dibutuhkan anak-anak.
5. Mampu Mengambil Keputusan
Ibu dengan kesehatan mental yang baik dapat mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Seorang ibu juga seringkali dihadapkan pada kondisi harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Misal terutama dalam kondisi darurat dan urgent.
6. Mampu Menghargai Diri Sendiri
Hal ini yang sering kali terlupa dari seorang ibu. Ibu dengan kesehatan mental yang baik dapat menghargai diri sendiri dan memiliki self-esteem yang positif, sehingga ia lebih percaya diri dan bisa mengapresiasi dirinya sendiri.
7. Mampu Berkomunikasi dengan Baik
Ibu yang sehat mental akan mampu berkomunikasi dengan baik kepada anak-anak, suami, dan orang lain. Hal ini memungkinkan ibu dapat membangun hubungan yang sehat dan efektif.
8. Mampu Mengelola Waktu
Ibu dengan kesehatan mental yang baik dapat mengelola waktu dengan efektif. Mampu mengatur rencana, prioritas dan jadwal kegiatan sehingga bisa beraktivitas dengan produktif.
9. Mampu Mengatasi Masalah
Ibu yang sehat mental dapat mengatasi masalah dengan tenang, fokus dan efektif. Kondisi ini sangat penting agar ibu mudah menemukan solusi dan tidak berlarut-larut dalam emosi yang negatif.
10. Sejahtera Fisik dan Emosi
Kesehatan mental ibu yang baik juga ditandai dengan memiliki kesejahteraan fisik dan emosi yang baik. Ibu sejahtera lahir dan batin. Tidak mengalami ganguan kesehatan secara fisik, emosi dan perilaku.
Semoga kita semua dalam kondisi mental yang sehat ya, Moms. Jika tidak menemukan satu dua poin di atas, yuk segera cari akar permasalahannya dan temukan solusi terbaiknya.
Cara Agar Ibu Tetap Sehat Mental dan Bahagia
Saya pernah ada di fase mempunyai anak balita, batita, dan bayi. Kemudian saat anak keempat lahir, saya pikir kondisinya akan jauh lebih mudah karena kakak-kakaknya sudah lebih besar dan mulai mandiri. Tetapi ternyata tidak semudah itu. Mempunyai anak dengan fase usia berbeda, justru lebih menguras energi.
Tidak hanya karena karakter mereka yang berbeda-beda, tetapi fase perkembangan yang berbeda menuntut perhatian dan treatment yang berbeda-beda pula. Belum lagi pekerjaan domestik rumah tangga, sudah pasti bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah anggota keluarga.
Urusan per-laundry-an, masak memasak, beberes rumah, belajar anak-anak, sungguh sangat menguras energi. Mau tidak mau saya harus beradaptasi dan menemukan cara agar tetap "waras". Saya yg dak boleh stres berkepanjangan, tetap harus bahagia agar ASI si kecil juga tetap lancar.
Inilah cara saya agar tetap sehat mental dan bahagia.
1. Melakukan Kompromi
Saya menyadari tidak dapat melakukan semua hal sendirian. Waktu 24 jam tidak akan cukup dan tenaga saya juga tidak akan sanggup. Maka saya melakukan kompromi kepada suami dan anak-anak.
Di satu sisi saya meminta pengertian dari suami, jika tidak semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan sempurna. Meminta waktu lebih untuk mengatur kembali tugas harian dan membuat prioritas. Selain itu saya meminta bantuan suami dan anak-anak untuk membantu sebagian pekerjaan domestik. Atau bergantian menjaga si kecil.
2. Menurunkan Standar
Sebagai seorang visual, kerapian menjadi salah satu hal penting dalam keseharian saya. Semua harus rapi dan kembali ke tempat semula. Tapi setelah menikah dan punya anak, rasanya standar itu terlalu tinggi untuk saya penuhi.
Jika ingin tetap dengan standar itu, saya harus ekstra keras dalam bekerja dan membuat saya emosi jiwa. Karena belum semua anak mampu melakukan sepetcara saya. Akhirnya agar tidak menjadi stress, mau tidak mau saya harus menurunkan standar kerapian di rumah.
Hal ini juga berlaku dalam mendampingi perkembangan anak-anak. Ada kalanya mereka tidak sesuai dengan eksekusi kita.
3. Membuat Prioritas
Karena menyadari bahwa tidak semua pekerjaan domestik bisa diselesaikan dalam satu hari, karena fokus utama adalah anak-anak. Maka saya harus membuat prioritas dalam mengerjakannya. Saya utamakan dulu yang urgent dan penting.
Cara ini sangat membantu saya untuk menghindari stres karena merasa bersalah dan sedih jika belum bisa menyelesaikan tugas-tugas domestik.
4. Rehat Sejenak
Ada kalanya badan terasa sangat capek karena begadang saat anak sakit, atau ada aktivitas lain yang menguras tenaga. Maka saya memilih untuk rehat sejenak alih-alih memaksakan diri untuk segera menyelesaikan suatu pekerjaan.
Pernah saya pura-pura tidak melihat mainan yang berserakan di lantai, atau tumpukan cucian karena memang kondisi badan tidak memungkinkan untuk mengerjakan saat itu. Hehe... Dengan rehat sejenak kita bisa recharge energi dulu ya, Moms. Sehingga setelah kita bisa sat set lagi untuk beberes atau melakukan aktivitas lainnya.
5. Melakukan Aktivitas Selingan
Hayo ngaku, Moms! Pekerjaan rumah tangga itu kadang terasa monoton, ya. Kita seperti sudah default untuk melakukan pekerjaan yang sama setiap hari. Jadi kalau kadang muncul rasa bosan, wajar lah, ya.
Perasaan bosan dan lelah jika tidak segera di atasi bisa mengakibatkan burn out lho, Moms. Maka untuk menghilangkannya, saya lakukan kegiatan selain aktivitas sehari-hari. Bisa dibilang me time. Saya melakukan hal-hal yang menyenangkan untuk mengembalikan mood dan refresh kondisi psikis.
Yang ringan dan bisa sambil rebahan, saya suka mendengarkan podcast, membaca atau nonton film. Jika sedang perlu teman sharing, saya akan chat atau menemui beberapa orang teman. Kalau lagi ingin sendiri aja tapi butuh release pikiran yang berjubel di kepala, maka saya menulis. Seperti ini, hehe.
Jangan Lupa Bahagia, Bu!
Kebahagiaan seorang ibu menjadi pondasi penting kebahagiaan dan keharmonisan keluarga. Dalam menjalankan peran dan tugasnya, seorang ibu rumah tangga harus dalam kondisi sehat fisik dan mental.
Seorang ibu yang sehat mental akan mampu menghadapi semua hal dengan baik. Semua pekerjaan rumah tangga, mengurus dan mendidik anak-anak, melayani suami bahkan berperan aktif dalam lingkungannya. Setiap masalah dan tantangan akan mampu diselesaikan. Cepat dan tepat dalam mengambil keputusan dan mampu beradaptasi dengan baik pula.
Kesehatan mental dan kebahagiaan seorang ibu berawal dari dalam dirinya sendiri. Ibu harus mampu mengenali dirinya, mengelola perasaannya dan melakukan cara-cara efektif untuk menghindari stres dan emosi negatif lainnya.
Bekerja sama dengan anggota keluarga, mengatur jadwal harian, menyesuaikan kondisi diri, juga cara-cara lainnya di atas semoga bisa membantu ibu-ibu semua untuk tetap sehat mental dan bahagia. Ingat ya, Mom... jangan lupa bahagia!
Be a Happymoms.
Jadi seorang ibu itu berat sekali ya termasuk harus menyeimbangkan jiwa dan raga agar tetap sehat
ReplyDeleteBeberapa sudah coba saya terapkan dan lainnya sedang diupayakan. Kesehatan memtal seorang ibu memang penting ya supaya kehidupan keluarga bisa harmonis
ReplyDeleteSebagai tambahan, menurut saya, support system di keluarga itu penting banget sih. Terlebih kalau tinggalnya berdekatan dengan keluarga besar. Tapi yang paling penting ada pasangan yang pengertian. Semangat deh untuk ibu-ibu semua!
ReplyDeletesebagai ibu 3 anak, jujur kesehatan mental itu benar-benar di uji. terlebih status sebagai full time mother..dan aku, di bagian menurunkan standar ini yang sepertinya jadi ujian jiwa raga. harus banyak dialog hati agar tetap waras..btw mba iis..makasi bangeet pencerahan ditulisannyaaa....
ReplyDelete