Ganti Judul dan ALt sendiri

Pengen Belajar Nulis ... Tapi Mulai dari Mana, Ya? Tenang, Mulai dari Langkah Mudah Belajar Menulis Ini, Yuk! #nulisbarengiis (part 1)

Hallo, Happymoms! 

Mommies, setuju nggak dengan pernyataan bahwa setiap perempuan itu mempunyai potensi untuk menjadi penulis?

Saya pribadi percaya bahwa setiap perempuan bisa menulis. Menulis dalam arti membuat tulisan berupa artikel, cerpen, quote/puisi dan semacamnya. Baik yang mempunyai bakat menulis ataupun tidak. Sayangnya banyak perempuan yang belum menyadari potensi itu. Atau sebagian yang menyadarinya dan mempunyai keinginan untuk bisa menulis, bingung harus mulai dari mana. Harus bagaimana mengembangkan kemampuan menulisnya. 

Apakah Mommies juga masuk dalam tim pengen belajar nulis tapi bingung mulai dari mana? Tenang, Moms ... nggak usah bingung lagi. Saya akan sharing bagaimana langkah mudah belajar menulis di sini. Silakan disimak. 
Langkah Mudah belajar menulis

Perempuan dan Menulis 

Perempuan baik secara potensi dan aktivitas, sebenarnya sangat dekat dengan menulis. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perempuan mempunyai kemampuan bicara 2.000 kata per hari. Sebuah modal besar untuk para perempuan, para ibu untuk bisa menulis. Jatah kata harian itu jika tidak dikeluarkan justru bisa jadi masalah. Maka menulis adalah salah satu solusi jitu. 

Selain itu, modal besar lainnya adalah beragamnya aktivitas perempuan dengan segala perannya. Sebagai istri, ibu, anak, menantu, working mom, aktivitas sosial, dan sebagainya. Dari satu peran saja, perempuan melakukan banyak tugas/kegiatan setiap harinya. Maka semua itu adalah gudang ide tulisan yang tidak akan ada habisnya. 

Bagi saya, perempuan (seorang ibu) itu harus bisa menulis. Kenapa? 

1. Karena setiap ibu punya kisahnya masing-masing 

Setiap ibu punya kisah tersendiri. Kisah perjalanan hidup dan aktivitas kesehariannya. Kadangkala kisah itu relate dengan ibu yang lain, atau malah sangat bertolak belakang. Namun, setiap kisah itu mampu memberikan support dan motivasi atau menghadirkan renungan. Dengan menuliskan kisah itu, kita bisa berbagi kebaikan dan manfaat dengan sesama ibu. 

Langkah Mudah belajar menulis

2. Karena Ibu adalah Guru Peradaban

Seorang ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Ada banyak ilmu yang harus kita ajarkan kepada anak-anak. Ibu juga harus mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan menulis ibu dapat membuat catatan dari setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu juga bisa berbagi ilmu dan pengalaman dengan ibu yang lain. Bahkan bisa juga menuliskan nasihat dan pengajaran untuk putra-putrinya di masa mendatang. 

Langkah Mudah belajar menulis

3. Karena Ibu Butuh Aktualisasi Diri

Menjalankan peran sebagai seorang ibu seringkali menghabiskan waktu hingga terlupa untuk melakukan sesuatu yang kita senangi. Menulis bisa menjadi salah satu sarana untuk menghilangkan stress dan juga aktualisasi diri. Dengan menulis ibu bisa mengekspresikan dan menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Membagikan ilmu dan pengalaman dengan orang lain. 
Meskipun aktivitas kita terbatas, berkutat di rumah saja, kita tetap bisa terus mengembangkan diri dan berbagi manfaat. Hal ini menjadikan para ibu merasa lebih berharga dan berdaya. 
Langkah Mudah belajar menulis

4. Karena Ibu adalah seorang pebisnis handal

Saat ini banyak sekali para ibu rumah tangga yang mempunyai bisnis. Maka kemampuan menulis sangat penting untuk mendukung bisnis tersebut semakin berkembang. Para momprenuer harus mempunyai kemampuan copywriting yang baik, membuat rencana penjualan, iklan, proposal kerja sama, dsb. Minimal sekali harus jago nyetatus jualan setiap hari, hehe... 
Langkah Mudah belajar menulis

Menyadari Potensi Diri 

Saya mulai intens menulis sejak tahun 2018. Saat menyadari bahwa saya mempunyai passion menulis, tidak serta merta ikut kelas menulis intensif. Yang saya lakukan saat itu adalah terus menulis setiap hari. Saya menggali berbagai ide yang ada di sekitar dan berlatih untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan. Saya membangun konsistensi dan kebiasaan menulis dasar.

Ketika flash back ke masa sekolah dan kuliah, saya menemukan jejak-jejak menulis itu. Saya dulu berkorespondensi dengan seorang sahabat pena saat SMA. Saat kuliah saya menuliskan pengalaman berkesan atau hikmah dari suatu peristiwa dalam laman blog atau buku catatan.

Kemudian saya bisa menemukan apa alasan saya untuk menulis. STRONG WHY yang memotivasi saya untuk terus belajar menulis.

Langkah Mudah Belajar Menulis 

Nah, untuk melatih kemampuan menulis, Mommies bisa melakukan langkah-langkah mudah belajar menulis berikut ini. 

1. Tulis apa yang kita rasakan atau pikirkan

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membiasakan diri untuk menulis. Menulis apa saja. Lakukan langkah ini dengan cara menuangkan apa yang kita rasakan atau pikirkan dalam bentuk tulisan. Bisa dengan menulis diary, jurnal, catatan kegiatan, bahkan status di media sosial.

Langkah Mudah belajar menulis

Langkah ini bertujuan untuk berlatih menuangkan ide dan mengembangkannya. Juga berlatih untuk menemukan kata serta merangkai kalimat yang tepat sehingga bisa menyampaikan maksud kita. 

Teknik yang biasa digunakan untuk berlatih adalah free writing. Yaitu dengan menuliskan semua hal yang terlintas dalam pikiran kita selama waktu tertentu, misalkan lima menit. Dalam latihan awal ini, kita belum perlu mempertimbangkan kaidah dan bentuk-bentuk tulisan yang baku. Cukup membiasakan diri untuk membuatnya menulis. 

2.  Biasakan menulis setiap hari 

Langkah selanjutnya adalah membentuk konsistensi menulis, yaitu dengan berlatih menulis setiap hari. Tidak harus selalu membuat tulisan yang panjang, semampunya saja. Yang terpenting adalah membentuk kebiasaan untuk menulis setiap hari. Jadi tujuan dari langkah ini adalah membentuk konsistensi. 
Langkah Mudah belajar menulis

Langkah ini bisa dilakukan dengan membuat jurnal syukur, menulis diary atau membuat postingan di media sosial setiap hari. Buat tantangan selama minimal 15 hari tanpa jeda. Ambil tema tulisan yang dekat dengan diri kita, misal aktivitas keseharian kita atau bidang yang kita minati atau geluti di pekerjaan. Bahkan sesimpel menuliskan cerita kita dengan anak-anak setiap hari atau menceritakan tentang pilihan menu masakan kita hari itu. 

3. Membiasakan menulis dengan ketentuan dasar 

Setelah kita melakukan latihan untuk menuangkan ide tulisan dan melatih konsistensi menulis setiap hari, maka langkah selanjutnya adalah belajar, membiasakan diri menulis dengan ketentuan dasar menulis. 

Saat menulis kita perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan dasar agar tulisan kita mudah dibaca dan dipahami oleh orang lain. Ketentuan itu di antaranya: 

Langkah Mudah belajar menulis

a. Tulislah kata secara utuh tanpa menyingkatnya

Biasakan menulis dengan kata utuh, dan tidak membuat singkatan apalagi yang tidak umum digunakan. Saya pribadi melakukan langkah ini bahkan ketika chatting di WhatsApp atau pun berkomentar di media sosial. Kenapa? Agar terbiasa. 
Hal ini juga bertujuan agar pembaca tidak salah tangkap dengan maksud dan tujuan kita.

b. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Hindari menggunakan kata alay atau kata-kata asing yang tidak dipahami orang secara luas. Lagi-lagi tujuannya adalah agar tulisan kita bisa dipahami oleh para pembaca. 

Langkah Mudah belajar menulis

c. Gunakan kalimat efektif 

Biasakan diri untuk selalu membuat kalimat yang efektif, tidak berbelit-belit, singkat padat dan to the point. Pola dasar kalimat efektif adalah S-P-O-K (subjek - predikat - objek dan keterangan). Berhati-hatilah dalam menggunakan kalimat majemuk, jangan sampai terlalu panjang, atau bertingkat-tingkat. 

d. Gunakan tanda baca dengan tepat

Perbedaan peletakan tanda baca bisa membuat maksud kalimat menjadi berbeda. Maka agar pembaca tidak gagal paham, gunakan tanda baca dengan tepat. Minimal sekali adalah penggunaan tanda koma dan titik, serta huruf kapital. 

Sebuah tulisan yang isinya sangat bagus sekalipun tidak akan nyaman dibaca jika penggunaan tanda bacanya amburadul. Penggunaan tanda baca yang tepat juga menentukan apakah orang akan betah membaca tulisan kita hingga akhir atau tidak. 

Lakukan sekarang dan mulai dari yang mudah

Kunci dari setiap latihan adalah segera lakukan sekarang dan mulailah dari hal yang mudah. Begitu juga saat kita ingin belajar menulis. Lakukan langkah-langkah mudah latihan menulis di atas dengan segera. Jangan menunda, dan jangan membuat jeda.

Tidak perlu membuat targetan yang muluk-muluk di awal tapi tumbang di tengah jalan. Mulailah dari yang mudah, sederhana, singkat saja tak mengapa. Tapi teruslah konsisten setiap hari dan tunjukkan progresnya. 

Setelah berhasil dengan langkah-langkah ini, selanjutnya bagaimana?
Nantikan kelanjutan belajar #nulisbarengiis berikutnya, ya! 

Tetap semangat berlatih dan happy writing.
💕💕

21 comments

Terima kasih sudah mampir. Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan dibaca juga postingan lainnya.
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.
  1. Pengen banget jadi penulis fiksi, pengen bisa nerbitin novel. Tapi karena kebiasaan nulisnya artikel ilmiah, saya merasa gaya tulisan saya masih sangat kaku mbk...hehe...memulai belajar dengan menulis di blog.. semoga suatu saat bisa membuat tulisan yang enak dibaca luwes dan mengalir kayak tulisannya mbk iis 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga bukan tim fiksi, mbak. Gak bisa kalau disuruh nulis cerpen apalagi novel. Bisanya faksi aja (kisah inspiratif, based on true story) heee... Aamiin. Sama-sama belajar ya, mbak. Semangaaat 🔥

      Delete
  2. Waah ini yang kutunggu-tunggu, serial belajar nulis dari pakarnya. InsyaAllah bakal stay tune tiap part. Buat blogger belajar menulis dari dasar memang harusnya dilakukan, biar tau aturannya sehingga kalo mau improvisasi nggak keluar jalur. Soalnya aku lebih suka tulisan yang gimana pun modelnya tetep enak dibaca tapi kaidah nulisnya dipake, biar penyampaian idenya ga morat-marit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Masya Allah. Jadi semangat ngelanjutin ini nih. Apa materi kelas nulisnya sekalian diposting di blog juga, hehehehe

      Delete
  3. Banyak alasan besar dan penting mengapa ibu harus menulis. Sepakat dengan fakta seorang wanita bisa bicara 2000kata per hari, dengan menulis bakat itu jadi lebih terfasilitasi. Kembali dengan terus membiasakan diri untuk menulis ya. Karena bisa karena terbiasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Kalau udah biasa tinggal asah terus kemampuan menulis sesuai kaidah penulisannya. Yuk, saling menyemangati ya, Mbak ♥️

      Delete
  4. Terima kasih tips nya mbak. Saya ingin belajar nulis cerpen atau fiksi, tapi belum bisa. Selama ini hanya nulis artikel dan kisah inspiratif. Ditunggu pelajaran selanjutnya ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kebetulan saya bukan tim fiksi, Bun. Saya juga biasanya nulis artikel dan kisah inspiratif juga.

      Delete
  5. Otakku dari dulu suka nulis...tapi nulisnya di awang-awang hehe...ga pede dan merasa ga berbakat di dunia kepenulisan. Tulisanmu membuka wawasanku mbak. Ternyata memang perlu ya kita nulis tu. Paling ndak biar lega deh pikiran. Kadang pas baca ulang tulisan kita jadi bisa senyum-senyum loh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mbak. Aku juga suka baca-baca lagi tulisan lama, dan bisa kembali terinspirasi atau tersemangati. Insya Allah setiap tulisan kebaikan akan ada manfaatnya.

      Delete
  6. Saya suka sekali menulis. Rasanya bahagia bisa menumpahkan isi kepala ke media yang lebih terlihat. Namun, seringkali saya tidak bisa membuat kalimat yang efektif dan mudah dipahami orang lain. Kalau begini, harus banyak latihan ya, Mbak? Apakah Mbak buka kelas menulis juga? Mohon infonya, dong. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, mbak diperbanyak latihan. Sesuaikan dengan kaidah penulisan yang benar juga. Lalu baca dengan keras sambil mendengar dan memahaminya, untuk mengetahui apakah kalimat yang kita buat sudah efektif. Hehehe, untuk sementara belum ada kelas lagi, Mbak 🙏🏻

      Delete
  7. Siapapun bisa menjadi penulis kok, karena dapat dipelajari dan dibiasakan. Walaupun berbakat jika tidak dilatih akan menguap juga nantinya.
    Sayapun baru menyadari bahwa saya senang menulis beberapa tahun terakhir, sebagai wadah saya untuk menyalurkan 20rb kata hehehe

    ReplyDelete
  8. Yess, menulis adalah perjalanan panjang. Mulai dulu saja menulis hal-hal yang kita sukai, hal-hal yang familiar dengan kehidupan sehari-hari. Sambil menulis, sambil juga belajar cara menulis yang baik sesuai dengan EYD dan KBBI. Jangan lupa untuk ikut komunitas/organisasi menulis untuk belajar bersama

    ReplyDelete
  9. Keren ih, banyak belajar dari sini. Emang latihan menulis itu ya dasarnya free writing. Setelah itu, baru nulis sesuai kaidah. Bagian yang nggak boleh menyingkat kalimat, peletakan tanda baca, serta kalimat majemuk, emang penting banget dipahami. Aku baru dapat ilmu ini setelah mengikuti komunitas ODOP lho. Ini dibahas disini, makasih mbak:)

    ReplyDelete
  10. Wah keren banget ya. Pingin memulai menulis fiksi tapi selalu mentok karena kekurangan ide.

    ReplyDelete
  11. Menulis itu self-healing buatku. Gegara pandemi dulu, saya jadi ikut beberapa kelas menulis hingga kini sudah punya 2 buku solo, alhamdulillah...
    Catatan penting buatku pribadi: menulis itu gak cukup hanya modal skill! Harus diasah secara rutin

    ReplyDelete
  12. Semangat ibu ibu semua.. Langkah yg paling sederhana memang menuliskan apa yg kita rasakan di diary..

    ReplyDelete
  13. Sepakat, Mbak, bahwa setiap orang sejatinya bisa menulis karena kita punya pengalaman masing-masing. Tentu kita tidak akan kehilangan ide karena kita menuliskan apa yang kita alami. Pertanyaannya hanya kita mau atau tidak.

    ReplyDelete
  14. Nulis paling enak itu kalau parafase terhadap pengalaman diri sendiri, nulisnya jadi lebih hidup dan mengalir aja. Ditunggu part selanjutnya ya mbak

    ReplyDelete
  15. Setuju banget sih, perempuan ini harus bisa dan mau menulis. Guru peradaban, yang punya kisah secara personal dan juga butuh aktualisasi diri. ngeklop deh. Menulis ini bisa jadi sarana untuk hiburan juga kalau buat aku selain tentunya juga meluaskan wawasan. TFS mba.

    ReplyDelete