Hallo, Happymoms!
Beberapa waktu yang lalu, saya bersama ibu-ibu pengurus Paguyuban Orang Tua dan Guru (POMG), menjadi panitia parenting di sekolah anak. Tema yang diangkat adalah tentang "Bagaimana Peran Orang Tua Mendampingi Anak dalam Menemukan Dan Mengembangkan Potensinya (Akademik Maupun Non-Akademik)". Menghadirkan salah seorang psikolog perkembangan anak di kota Solo. Beliau juga seorang ibu yang menjalani proses panjang dalam mendampingi sang buah hati menemukan kecerdasan dan mengembangkan potensi hingga berbuah prestasi.
Benarkah setiap anak itu cerdas? Lalu bagaimana cara mengetahuinya? Apa itu kecerdasan majemuk? Simak ulasannya hingga tuntas, ya, Moms!
Kecerdasan dan Prestasi Anak
Moms, hingga saat ini, tidak sedikit orang tua yang masih menilai kecerdasan anaknya dari prestasi akademik saja. Berapa nilai rapornya, dapat peringkat berapaa di kelas, kemenangan dalam berbagai lomba, dan sebagainya. Anak yang cerdas adalah anak yang mempunyai nilai pelajaran akademik bagus. Sebaliknya jika nilainya rendah, maka dia termasuk anak yang kurang cerdas.
Orang tua yang hanya fokus pada prestasi akademik anak, biasanya akan luput memperhatikan potensi anaknya Dnegan teliti. Orang tua hanya menuntut anak untuk memiliki prestasi dalam bidang akademik, tanpa mau melihat lebih mendalam kemampuan dan potensi yang ada dalam diri anak.
Kondisi seperti ini tidak hanya membuat potensi anak tetap terpendam dan tidak terfasilitasi, tapi juga membuat anak tidak nyaman dengan orang tuanya. Merasa selalu dituntut dan dipaksa untuk berprestasi di bidang yang tidak sesuai dengan potensi mereka. Sehingga membuat mereka merasa terpaksa dalam menjalani pendidikan.
Labelisasi "anak cerdas" dan tidak cerdas atau "bodoh" juga akan mempengaruhi kondisi psikologis anak. Anak yang tidak mampu mendapatkan prestasi di bidang akademik, akan merasa malu, tidak berguna, rendah diri. Bahkan bisa memicu anak untuk melakukan kenakalan remaja, untuk menyalurkan rasa frustasi mereka.
Anak-anak dan remaja masih berada di fase pencarian jati diri sehingga sebagian besar masih belum bisa mengenali apa kecerdasan dan potensi yang mereka miliki. Anak belum mampu mendefinisikan keinginan mereka, mengenali apa yang mereka sukai dan apa yang ingin mereka geluti atau kembangkan.
Untuk itu, peran orang tua sangat besar dalam membantu anak menemukan kecerdasan dan potensinya. Kemudian memberikan dukungan serta fasilitas untuk mengembangkannya. Sehingga anak-anak mampu berprestasi sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.
Setiap Anak adalah Cerdas
Pada sesi sharing dalam acara parenting tersebut, Ibu Budi Lestari, S.Psi, Psi, membagikan pengalaman beliau dalam menemukan potensi kecerdasan anaknya. Kebetulan anak kedua beliau sempat mengalami masalah dalam prestasi akademiknya di sekolah si anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah sehingga sempat tinggal kelas.
Tentu saja hal ini membuat sang Ibu merasa sangat syok. Sang Ibu tidak hanya harus membesarkan hati si anak tapi juga berdamai dengan dirinya sendiri. Berkat dukungan penuh dari suami, beliau bisa bangkit untuk membantu si anak menemukan potensi kecerdasannya.
Singkat cerita, ternyata si anak mempunyai bakat dalam olah raga yaitu sepak bola. Sembari terus mengejar ketinggalannya di sekolah, si anak masuk ke SSB (sekolah sepak bola) dan mulai mengikuti berbagai pertandingan. Prestasi demi prestasi diraih sang anak. Hingga akhirnya melanjutkan ke sekolah khusus olah raga.
Sebagai seorang ibu dengan 4 orang anak, Saya merasa sangat related dengan kisah yang disampaikan oleh ibu Budi Lestari tersebut. Anak-anak saya pun terlihat sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Masing-masing anak mempunyai potensi kecerdasannya tersendiri. Sehingga saya dan suami tidak menuntut anak-anak harus mempunyai prestasi yang sama.
Kami meyakini bahwa setiap anak itu adalah cerdas. Setiap anak telah Allah SWT berikan potensinya masing-masing. Setiap anak memiliki kecerdasan yang menonjol. Apakah kita, sebagai orang tua, mampu membantu anak menemukannya sehingga bisa mengoptimalkan potensi tersebut menjadi prestasi-prestasi yang membanggakan.
Bagaimana dengan Mommies, apakah juga mempunyai pengalaman yang menarik dalam menemukan potensi kecerdasan anak-anak?
Teori Kecerdasan Majemuk Howard Gardner
Teori Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligences dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dari Harvard University, Amerika. Gardner menyatakan bahwa kecerdasan manusia bukan hanya satu jenis, tetapi terdiri dari berbagai jenis kecerdasan yang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai kecerdasan yang dominan.
Gardner mengidentifikasi delapan jenis kecerdasan. Kemudian menambahkan satu kecerdasan lagi yaitu kecerdasan eksistensial. Sehingga menjadi sembilan jenis kecerdasan.
Delapan jenis kecerdasan menurut Howard Gardner adalah:
1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam menggunakan bahasa dengan baik, baik lisan maupun tulisan.
2. Kecerdasan Logis-Matematis (Logical-Mathematical Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam berpikir logis, menyelesaikan berbagai masalah matematika, dan mengidentifikasi pola.
3. Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam memvisualisasikan dan memahami ruang, seperti dalam seni, desain, dan navigasi.
4. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam mengendalikan gerakan tubuh, seperti dalam olahraga, tari, atau seni pertunjukan.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam memahami dan menghargai musik, seperti bermain instrumen, menyanyi, atau menari.
6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam berinteraksi dengan orang lain, memahami perasaan dan motivasi mereka, dan membangun hubungan.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam memahami diri sendiri, termasuk kekuatan, kelemahan, dan motivasi.
8. Kecerdasan Naturalis (Naturalistic Intelligence)
Yaitu kecerdasan dalam mengamati dan memahami alam, seperti tumbuhan, hewan, dan lingkungan.
Kuesioner Kecerdasan Majemuk Anak
Setelah kita mengetahui jenis-jenis kecerdasan majemuk berikutnya adalah bagaimana cara kita mengetahui kecerdasan mana yang dominan dimiliki oleh anak kita.
Sebenarnya untuk mengetahui kecerdasan anak, secara garis besar, tidak harus melalui tes psikologis yang kompleks. Mommies bisa melakukannya dengan mengamati kebiasaan anak-anak dalam keseharian mereka.
Kegiatan apa yang disukai oleh anak-anak atau hal apa yang sangat menarik dan sering dilakukan oleh anak-anak. Bisa menjadi salah satu tanda kecerdasan yang dominan pada diri anak.
Untuk lebih mempermudah Mommies bisa mengisi kuesioner kecerdasan majemuk anak telah saya susun ini. Kuesioner ini juga kami bagikan kepada orang tua wali murid yang hadir dalam parenting di SDIT Al Ihsan beberapa waktu yang lalu.
Disclaimer, kuesioner ini hanya sebagai pengukuran awal atau dasar. Jika manis ingin mengetahui lebih dalam dan mendetail bisa menghubungi psikolog anak untuk melakukan tes psikologis yang lebih menyeluruh kepada anak.
Meski hanya merupakan pengukuran dasar, harapannya bisa membantu orang tua untuk menemukan potensi kecerdasan anak-anak lebih dini. Dengan begitu Mommies dan para orang tua bisa membantu anak untuk mengoptimalkan potensinya sehingga mampu meraih prestasi terbaiknya.
Silakan download kuesioner kecerdasan majemuk anak di sini.
Amati, Temukan dan Optimalkan Kecerdasan Anak
Menjadi tugas orang tua untuk bisa membantu anak-anak mempersiapkan masa depannya. Salah satunya adalah dengan mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak-anak sehingga anak-anak bisa berkembang secara optimal.
Cara sederhana yang bisa dilakukan oleh orang tua, Mommies semuanya, adalah dengan secara jeli mengobservasi kebiasaan dan keseharian anak-anak. Dari sana kita-kita menemukan potensi kecerdasannya dan membantu kita untuk memberikan fasilitas yang mendukung pengembangan potensi kecerdasan tersebut.
Mari kita buktikan bahwa setiap anak adalah cerdas, dengan kecerdasannya beragam. Semoga kuesioner kecerdasan majemuk anak ini bisa membantu Mommies untuk menemukan kecerdasan yang dominan pada anak.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.